Jakarta, Techfin Insight – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji potensi penyesuaian satuan perdagangan saham atau lot size dalam upaya memperdalam pasar modal dan meningkatkan efisiensi transaksi di dalam negeri.
Wacana ini sontak mengundang perhatian para investor, baik ritel maupun institusi. Pertanyaannya: apakah 1 lot saham akan kembali berubah?
Wacana tersebut mulai ramai setelah beredar blast chat kepada pelaku pasar mengenai survei penyesuaian satuan perdagangan.
Dalam klarifikasi kepada Bloomberg Technoz, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik membenarkan bahwa kajian sedang berlangsung.
“Hal tersebut sedang dalam kajian dan dalam proses kajian dilakukan survei kepada para stakeholders,” ujar Jeffrey, Kamis (19/6/2025).
Tujuan Utamanya: Likuiditas dan Aksesibilitas
Penyesuaian lot saham bukan hanya perkara teknis. Di balik wacana ini, terdapat misi yang lebih besar: memperdalam pasar, meningkatkan likuiditas, serta memberi ruang akses yang lebih inklusif bagi investor ritel.
Saat ini, 1 lot saham setara dengan 100 lembar saham, ketentuan yang sudah berlaku sejak 2014.
Sebelumnya, 1 lot bernilai 500 lembar saham—yang sering disebut sebagai hambatan bagi investor pemula dengan modal terbatas.
Maka jika kajian ini berujung pada penyesuaian, tidak menutup kemungkinan akan lahir skema baru yang membuka pintu lebih lebar bagi investor kecil.
Jeffrey menekankan, hasil survei dan masukan dari para pelaku pasar akan menjadi salah satu dasar pertimbangan kebijakan ini.
Isi Blast Chat yang Bikin Heboh
Berikut cuplikan isi blast chat yang memantik spekulasi soal rencana penyesuaian lot saham:
“Survei ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan transaksi saham dan mendukung kemudahan akses investor ritel… Penyesuaian satuan perdagangan saham (lot size)… dilaksanakan mulai 16 s.d 26 Juni 2025 dalam bentuk survei online.”
Dikonfirmasi lebih lanjut, survei tersebut dapat diakses melalui laman resmi bit.ly/idxlotsize2025. Pihak BEI memastikan bahwa identitas responden akan dijaga kerahasiaannya.
Bukan Kali Pertama BEI Ubah Lot Saham
Wacana ini bukan hal baru. Pada 2014, BEI secara resmi mengubah satuan perdagangan dari 500 lembar saham menjadi 100 saham per lot.
Langkah ini saat itu dinilai sebagai upaya meningkatkan partisipasi ritel yang saat itu sedang tumbuh seiring meningkatnya adopsi teknologi investasi digital.
Namun perubahan kebijakan seperti ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Dibutuhkan masukan luas, hitungan risiko, dan tentu saja—sinkronisasi dengan peraturan otoritatif lain seperti POJK Nomor 3/POJK.04/2021 yang mengatur penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal.

Apa Dampaknya Jika Lot Saham Diubah Lagi?
1. Akses Lebih Mudah untuk Investor Ritel
Jika 1 lot diubah menjadi 10 saham, misalnya, investor pemula bisa membeli saham unggulan (blue chip) dengan modal yang lebih kecil.
2. Peningkatan Frekuensi Transaksi
Volume transaksi kemungkinan meningkat karena lebih banyak investor bisa masuk pasar, meskipun nilai per transaksi lebih kecil.
3. Potensi Risiko Volatilitas Jangka Pendek
Dengan harga saham makin terjangkau, akan ada potensi kenaikan aktivitas spekulatif, terutama di saham-saham berkapitalisasi kecil.
4. Efisiensi dan Likuiditas Meningkat
Dari sisi sistem perdagangan, penyebaran fraksi harga dan penyusunan portofolio bisa jadi lebih presisi.
Namun sebaliknya, untuk investor institusi dan emiten, perubahan ini bisa berimplikasi pada tata kelola harga saham dan pengaturan transaksi dalam jumlah besar.
Kajian BEI terkait lot saham adalah langkah progresif yang patut diapresiasi. Ia menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia terus berbenah mengikuti dinamika pelaku pasar, khususnya generasi baru investor ritel.
Namun sebelum keputusan diambil, BEI mengajak seluruh stakeholder untuk ikut serta dalam survei dan diskusi agar kebijakan yang diambil benar-benar merepresentasikan kepentingan bersama.
Apakah kamu mendukung jika 1 lot saham kembali diubah?
Komentari lewat Facebook