Techfin Insight — Di balik pengumuman Bank Indonesia soal potensi penurunan suku bunga, ada satu kata lain yang selalu disebut: inflasi.
Tapi kenapa dua istilah ini selalu berjalan beriringan? Dan apa dampaknya bagi kehidupan sehari-hari kita?
Yuk, kenali lebih dalam bagaimana BI Rate dan inflasi saling berkaitan dan ikut menentukan arah ekonomi nasional.
Apa Itu Inflasi, dan Kenapa Kita Perlu Peduli?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode. Dalam jumlah wajar, inflasi justru menunjukkan ekonomi bergerak dan konsumsi tetap hidup.
Tapi ketika terlalu tinggi, daya beli masyarakat bisa terganggu.
Bank Indonesia menargetkan inflasi di kisaran 2,5% ±1% per tahun. Angka ini dijaga ketat supaya stabilitas ekonomi terjaga.
BI Rate: Rem atau Gas untuk Inflasi?
BI Rate menjadi instrumen utama Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
- Jika inflasi naik terlalu cepat, BI akan menaikkan suku bunga acuan agar pinjaman jadi mahal, konsumsi menurun, dan harga terkendali.
- Jika inflasi rendah atau ekonomi lesu, BI menurunkan suku bunga supaya konsumsi dan investasi meningkat.
Simpelnya: BI Rate jadi pedal gas atau rem buat menjaga ritme ekonomi tetap seimbang.

Apa Saja yang Mempengaruhi Inflasi?
Beberapa faktor utama yang mendorong inflasi di Indonesia antara lain:
- Harga pangan dan energi (misalnya beras, BBM, listrik)
- Kurs rupiah terhadap dolar (karena banyak barang impor)
- Permintaan domestik yang tinggi
- Gangguan pasokan (supply shocks) seperti gagal panen atau krisis geopolitik
Menjaga inflasi bukan hanya tugas BI, tapi juga melibatkan kebijakan fiskal dan distribusi pangan nasional.
Kenapa Penurunan BI Rate Harus Hati-hati?
Walaupun suku bunga rendah terdengar ideal untuk pelaku usaha dan masyarakat, langkah ini harus dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Jika terlalu cepat atau berlebihan, penurunan BI Rate bisa memicu inflasi melonjak, uang terlalu banyak beredar, dan nilai tukar melemah.
Sebaliknya, jika terlalu lama mempertahankan bunga tinggi, ekonomi bisa stagnan dan investasi tertahan. Inilah seni menyeimbangkan inflasi dan pertumbuhan.
Dampaknya di Kehidupan Nyata
- Harga kebutuhan pokok: Dengan inflasi rendah, harga barang pokok lebih stabil dan mudah dijangkau.
- Tabungan dan investasi: BI Rate tinggi bisa menarik dana ke deposito, tapi BI Rate rendah bisa mendorong diversifikasi ke saham, obligasi, atau reksa dana.
- Pinjaman dan kredit: BI Rate rendah bisa mendorong bunga pinjaman turun, membuat akses modal lebih mudah.
- Nilai tukar dan impor: Inflasi tinggi bisa tekan rupiah, bikin barang impor jadi lebih mahal.

Kenali Irama, Siapkan Langkah
Memahami hubungan BI Rate dan inflasi bukan soal jadi ekonom, tapi soal bisa membaca situasi dan mengambil keputusan finansial yang tepat.
Karena stabilitas ekonomi bukan cuma soal angka—tapi juga rasa aman dalam merencanakan masa depan.
Komentari lewat Facebook