Jakarta, Techfin Insight – Banyak orang bermimpi jadi investor sukses, punya portofolio saham gemuk, dan menikmati hasil investasi yang terus tumbuh.
Tapi semua itu tidak terjadi dalam semalam. Seperti membangun rumah, kamu perlu meletakkan satu bata kecil terlebih dahulu sebelum membangun lantai dua atau tiga.
Nah, investasi kecil-kecilan adalah “batu bata” pertama menuju masa depan finansial yang lebih stabil.
Memulai dari 10 ribu rupiah memang terdengar remeh. Tapi dari situlah kebiasaan baik terbentuk—konsistensi, kedisiplinan, dan semangat belajar.
Dan kabar baiknya, sekarang banyak instrumen investasi yang bisa diakses siapa pun dengan modal sangat kecil.
Cocok banget buat kamu yang baru mulai, masih pelajar, mahasiswa, atau pekerja pemula yang ingin mengelola uang secara cerdas.
Setiawan Chogah, pengamat keuangan digital, menyarankan agar pemula tak langsung terburu-buru terjun ke dunia saham atau kripto yang fluktuatif.
“Bangun dulu fondasi habit investasinya. Mulailah dari yang kecil tapi konsisten. Kalau sudah terbiasa, kamu akan lebih siap untuk naik level ke instrumen yang lebih kompleks,” katanya.
Pilihan Investasi Kecil-kecilan yang Bisa Kamu Coba
Sebelum kamu mulai menanam modal besar di pasar saham atau properti, ada baiknya kamu mencoba beberapa pilihan investasi kecil-kecilan.
Anggap saja ini seperti kursus pemanasan sebelum ujian besar. Lewat investasi modal kecil, kamu bisa belajar banyak hal—mulai dari cara kerja pasar, pengelolaan emosi saat nilai turun, hingga pentingnya riset sebelum membeli.

Berikut beberapa pilihan investasi yang cocok untuk pemula dengan modal minim:
1. Reksa Dana: Investasi Pintar yang Praktis
Bayangkan kamu ikut arisan, tapi dananya dipakai buat beli saham, obligasi, dan aset lain oleh orang yang profesional.
Itulah konsep reksa dana. Kamu cukup setor uang—mulai dari 10 ribu rupiah—dan biarkan manajer investasi mengelola dananya untuk kamu.
Dengan risiko relatif lebih rendah dan hasil yang stabil, reksa dana cocok banget untuk kamu yang belum terlalu paham dunia investasi.
Tersedia juga berbagai jenis reksa dana, mulai dari pasar uang (risiko rendah) hingga saham (risiko tinggi, imbal hasil besar).
“Banyak yang meremehkan reksa dana karena dianggap ‘pasif’. Padahal, buat pemula, ini justru cara cerdas untuk belajar sambil tetap menjaga dana tetap aman,” jelas Setiawan Chogah.
2. Saham Fractional: Cicipi Saham Perusahaan Besar dari Sebagian Lot
Ingin punya saham Apple atau Google tapi saldo belum cukup? Sekarang kamu bisa beli saham versi mini alias fractional shares.
Artinya, kamu beli sebagian kecil dari satu lembar saham. Jadi, dengan 1 dolar, kamu bisa mulai memiliki saham perusahaan besar tanpa harus menunggu gaji naik.
Ini bisa jadi cara menyenangkan untuk belajar dunia pasar modal. Kamu bisa ikut merasakan naik turunnya harga saham, memahami laporan keuangan perusahaan, dan pelan-pelan naik level jadi investor sejati.
Setiawan menyarankan, “Gunakan saham fractional sebagai sarana belajar. Jangan buru-buru trading, tapi pelajari dulu apa yang membuat sebuah perusahaan layak dibeli sahamnya.”
3. Deposito Berjangka Digital: Aman dan Anti Ribet
Kalau kamu lebih nyaman dengan investasi yang risikonya nyaris nol, deposito digital bisa jadi pilihan menarik.
Kini banyak bank digital yang menawarkan deposito mulai dari 10 ribu rupiah, dengan tenor fleksibel dan bunga kompetitif.
Deposito adalah investasi konservatif. Tidak cocok buat yang ingin hasil cepat, tapi pas untuk pemula yang ingin belajar disiplin mengunci dana dan menikmati imbal hasil stabil.
“Ini ibarat latihan menahan diri. Kamu belajar menyisihkan uang dan membiarkannya tumbuh perlahan, tanpa perlu stres dengan grafik naik-turun,” kata Setiawan.
Tips Jitu Memulai Investasi Kecil-Kecilan
Masuk ke dunia investasi memang seru, tapi juga perlu persiapan. Ibarat naik sepeda, kamu perlu tahu jalurnya, punya helm yang pas, dan tahu kapan harus mengerem.
Nah, sebelum kamu mulai menyetor uang ke aplikasi investasi, perhatikan beberapa hal berikut:
Tetapkan Tujuan Finansial
Jangan asal beli karena ikut-ikutan. Tanyakan pada dirimu: “Apa sih tujuan investasiku?” Apakah untuk liburan, dana darurat, pendidikan, atau pensiun?
Tujuan yang jelas akan membantumu memilih instrumen yang tepat.
Pilih Platform yang Resmi
Pastikan kamu hanya menggunakan aplikasi investasi yang sudah terdaftar dan diawasi OJK. Jangan mudah tergiur janji cuan besar dari platform ilegal yang belum jelas legalitasnya.
Mulai dari Nominal yang Aman
Kata siapa harus langsung setor ratusan ribu? Mulai saja dari 10 atau 20 ribu rupiah dulu. Fokuslah membentuk kebiasaan.
Uang bisa menyusul, tapi disiplin harus dibangun sejak awal.
Jangan Lupa Evaluasi
Pantau perkembangan investasi kamu secara berkala. Dari situ kamu bisa belajar: mana yang kinerjanya bagus, mana yang perlu kamu tinggalkan.
Evaluasi juga membantumu menyesuaikan strategi keuangan di masa depan.
Investasi Kecil adalah Awal dari Kebebasan Finansial
Investasi bukan soal besar kecilnya modal, tapi soal niat dan kebiasaan. Kamu tidak perlu menunggu jadi kaya untuk berinvestasi—justru, investasi-lah yang bisa membuatmu kaya.
Mulailah dari nominal kecil, bangun kebiasaan yang baik, dan terus belajar dari setiap langkah.
Setiawan Chogah menutup dengan pesan, “Kalau kamu belum terbiasa menyisihkan 10 ribu untuk investasi, kamu juga nggak akan tiba-tiba bisa menyisihkan satu juta. Kuncinya ada di kebiasaan kecil yang terus dilakukan.”
Jadi, instrumen apa yang akan kamu pilih untuk perjalanan investasi pertamamu?
Komentari lewat Facebook