Techfin Insight – Saat masih sekolah dulu, mungkin kita pernah dengar kalimat ambisius seperti, “Pokoknya gue harus pensiun umur 35!” atau “Tujuan gue cuma satu: financial freedom.”
Tapi sekarang, di tengah dunia kerja yang makin dinamis dan tekanan hidup yang nyata, Gen Z mulai mempertanyakan kembali: masih relevankah mimpi itu?
Jawaban banyak anak muda hari ini justru mengejutkan: mereka lebih memilih financial comfortable daripada financial freedom.
Apa bedanya? Dan mana yang lebih realistis untuk dikejar?
Apa Itu Financial Freedom?
Financial freedom adalah kondisi di mana seseorang tidak lagi tergantung pada pekerjaan aktif untuk mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya.
Biasanya ini dicapai dengan membangun passive income, entah lewat properti, saham, bisnis, atau investasi lainnya.
Tujuan ini mulia—dan banyak orang sukses bisa mencapainya. Tapi jujur saja, untuk sebagian besar orang (terutama yang baru memulai karier), jalan ke sana sangat panjang dan penuh risiko.
Lalu, Apa Itu Financial Comfortable?
Berbeda dengan freedom, istilah financial comfortable merujuk pada kondisi finansial yang cukup stabil dan membuat seseorang merasa tenang dalam menjalani hidup.
Bukan tentang kaya raya, tapi:
- Tagihan bulanan bisa dibayar tanpa stres
- Masih bisa menabung walau sedikit
- Ada dana darurat untuk kondisi tak terduga
- Bisa liburan, ngopi, atau belanja sesekali tanpa rasa bersalah
Ini bukan hidup mewah, tapi hidup yang cukup dan nyaman.
Perspektif Gen Z: Realisme Mengalahkan Ambisi?
Dalam salah satu podcast bertajuk Siaran Pagi yang dibawakan oleh Dave Hendrik dan Iwet Ramadhan di TikTok, mereka membahas perubahan pola pikir keuangan anak muda.
Banyak Gen Z yang sudah tidak lagi terobsesi menjadi super kaya, tapi lebih fokus pada hidup yang seimbang dan tidak bikin mental drop.
Ini diperkuat oleh banyak riset. Deloitte Global 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 60% Gen Z menyebut stabilitas finansial dan kesehatan mental sebagai dua prioritas hidup utama—bahkan lebih tinggi dari ambisi memiliki kekayaan besar.
@dvet_daveiwet Financial freedom emang ideal, tapi financial comfort itu rasanya lebih real dicapai, ya? Karena punya peace of mind di tengah tekanan hidup, itu juga bentuk kekayaan🤍 #genz #financialfreedom #financialcomfort #life ♬ original sound – dvet_daveiwet
Financial Comfortable vs Financial Freedom: Mana yang Lebih Realistis?
Mari kita bandingkan secara sederhana:
Aspek | Financial Freedom | Financial Comfortable |
---|---|---|
Target Waktu | Jangka panjang | Bisa dicapai dalam jangka menengah |
Sumber Penghasilan | Passive income | Active income sehat dan seimbang |
Gaya Hidup | Minimalis ketat (di awal) | Cukup dan fleksibel |
Risiko | Tinggi (bisa gagal) | Lebih stabil |
Kesehatan Mental | Sering tertekan karena target besar | Lebih tenang dan mindful |
Bukan berarti financial freedom jelek. Tapi untuk konteks ekonomi sekarang—harga rumah yang makin sulit dijangkau, lapangan kerja yang fluktuatif, dan tingginya biaya hidup—financial comfortable terasa lebih masuk akal.
Narasi Hidup yang Lebih Sehat
“Gue gak harus pensiun di usia 35, yang penting gue gak panik tiap akhir bulan,” begitu kata Arin, 25 tahun, seorang creative freelancer.
Ia memilih punya tabungan, punya asuransi, dan cukup kerja 5 hari seminggu tanpa lembur gila-gilaan.
Cerita seperti Arin bukan hal langka. Banyak Gen Z yang lebih ingin bekerja cukup, hidup cukup, dan tetap bisa healing sesekali tanpa takut saldo merah. Dan yang penting: mereka merasa lebih waras.
Jadi, Mana yang Harus Dikejar?
Jawabannya tergantung pada kondisi dan tujuan hidupmu. Tapi jika kamu merasa tekanan untuk mencapai “kebebasan finansial” justru membuatmu kehilangan arah dan kewarasan, mungkin saatnya melirik jalan lain: menjadi nyaman secara finansial dulu.
Toh, dari kenyamanan, kita bisa membangun kepercayaan diri untuk naik level. Dan siapa tahu, pelan-pelan bisa sampai juga ke level financial freedom—tanpa harus kehilangan diri sendiri di tengah jalan.
Komentari lewat Facebook