Techfin Insight
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Tentang Techfin.id
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techfin InsightTechfin Insight
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

literasi keuangan

Belajar dari Korea Selatan: Kenapa Literasi Keuangan di Sana Lebih Maju?

8 Juni 2025
Dompet Digital vs Bank Digital

Dompet Digital vs Bank Digital: Mana yang Lebih Cuan Buat Anak Muda?

8 Juni 2025
perbedaan BCA Mobile dan myBCA

BCA Mobile vs myBCA: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Cocok Buatmu?

8 Juni 2025
Petugas PLN bersiaga di Masjid Kasepuhan Tangerang saat pelaksanaan Idul Adha 2025

PLN Banten Siaga Total Jaga Listrik Selama Idul Adha 2025, Ribuan Petugas Berjaga di Lapangan

8 Juni 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techfin Insight! 💡

Buat AkunKirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Kultur

Cerpen: Sepanjang Serang—Labuan, Aku Mencintaimu

Setiawan Chogah
Publikasi: Rabu, 4 Desember 2024
Oleh:
Setiawan Chogah - Editor in Chief
Share
8 Menit
Sepanjang Serang—Labuan Aku Mencintaimu
Share

Za, hari ini aku kembali melewati aspal hitam Serang—Labuan. Tapi kali ini ada yang berbeda. Tidak ada kamu di sampingku. Entah mengapa aku begitu kesepian. Aku didera rasa kehilangan yang amat sangat.

Kamu tahu, Za? Ketika bus melintasi pertigaan Panimbang, seketika ingatanku menyeret ke masa tiga bulan yang lalu. Saat itu kita di pantai Anyer.

Dalam suasana kemuning yang bertahta, diselingi irama deburan ombak, aku meraih tanganmu. Lalu aku labuhkan sebuah kecupan di sana. Kecupan pertamaku untuk seorang perempuan. Jujur, Za, itu adalah pengalaman pertamaku mengungkapkan gejolak kagum pada seorang hawa. Pernah beberapa kali aku merasakan hal yang namanya jatuh cinta. Namun selalu kalah—terlambat, atau bertepuk sebelah tangan. Dua alasan yang membuat aku sempat lupa apa definisi cinta yang sebenarnya. Tapi ketika bertemu matamu itu, aku kembali merasakan perasaan yang sama ketika pertama kali aku mengagumi wanita. Ah, bukan! Aku bukan sekadar jatuh cinta. Ini adalah rasa dari sebuah ramuan yang aku sendiri tidak tahu namanya apa. Ini lebih dari sekadar mengagumi, rasa ingin memiliki. Rasa ini begitu tulus ingin bersamamu.

“Aku suka kamu,” kata-kata klasik itu berlompatan tanpa mampu aku bendung. Begitu bulat, bagai bulan empat belas.

Kamu menatapku sejenak, lalu membuang pandangan ke laut lepas. Diam seribu kata.

“Maaf, kalau pengakuanku ini membuatmu malu,” tiba-tiba aku didera perasaan menyesal telah membuatmu tercenung murung. Aku melepaskan tanganmu yang sedari tadi berada dalam genggamanku. Kamu tersentak, lalu kembali menatapku, lalu menunduk.

Aku tidak berani merusak hening yang kamu ciptakan. Tak ada satu kata pun yang berani berlompatan. Ah, apalah arti kata-kata kalau hati sudah bicara. Bukankah begitu, Za?

Anyer semakin rapuh sore itu. Di atas kita, Tuhan mulai melukis langit dengan warna keemasan yang begitu eksotis. Dari kejauhan camar-camar terbang membelah angkasa dan menyibak lautan. Sementara diam masih menguasai antara aku dan kamu.

“Ri, kita pulang, yuk! Sudah sore,” akhirnya kebekuan itu cair.

Baca Juga:  Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

Aku mengembuskan napas panjang, “yuk, aku antar kamu, ya.”

Jangan Lewatkan

Ketika Aku Berhenti Bertanya
Ketika Aku Berhenti Bertanya, Sebuah Catatan untuk Jiwa yang Pernah Jatuh dan Bangkit Kembali
Financial Freedom
Nyenyore & Kado Lebaran: Inspirasi Financial Freedom di Rumah Dunia
Tutorial Menghabiskan Gaji yang Benar
Tutorial Menghabiskan Gaji dengan Baik dan Benar

Kita meninggalkan Anyer dalam suasana petang yang membayang. Sebelum malam jatuh ke pelukan pekat dan senja bersalin rupa menjadi malam, aku harus segera mengantarmu pulang. Ke Labuan.

Keesokan harinya kita membuat janji ketemuan di Mall of Serang. Aku menyanggupi. Satu alasan yang kuat adalah kamu pasti akan memberikan jawaban atas pengakuanku kemarin sore. Aku tata perasaanku serapi mungkin. Detak jantung tak beraturan, lalu pipi yang bersemu kemerahan. Bah, sungguh tak biasa, Za. Baru kali ini merasakan perasaan aneh macam ini.

Kamu memilih tempat di pojok. Seperti kebiasaanmu saat memilih tempat duduk di bus. Kamu menyandarkan kepalamu ke dinding kaca, membiarkan ujung jilbabmu terurai. Sementara di bawah kita terhampar pemandangan Kota Serang yang makin hari makin apik saja. Pesanan makanan kita datang. Ayam bakar dan es jeruk. Andai saja di sini ada otak-otak atau sate bandeng, aku ingin memesan itu saja. Tapi itu mana mungkin ada, kamu bersikeras ingin ke MoS saat aku tawarkan pertemuan kita di tempat biasa. Jalan Fatah Hasan, di dekat Bunderan Ciceri. Tapi kamu katakan ingin ke MoS. Aku pun mengalah.

“Ri, aku makin cinta dengan Serang,” kamu bersuara.

“Oh ya, aku juga,” jawabku sembari menyeruput es jeruk. Hawa segar mengalir di tenggorokanku.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Kota Serang makin hari makin cantik saja, ya, Za.” Kali ini aku yang bersuara. Melengok ke barisan kendaraan yang menuju arah tol Serang Timur.

“Aku suka pemandangan di hadapan kita, Ri. Coba kamu lihat mobil-mobil itu, lalu masjid di samping Sari Asih. Kita seperti berada di Dubai, ya.”

“Hahaha,” aku memecah tawa. Membenarkan analogimu. “Jadi ini alasan kamu mengajak kita ketemuan di MoS, aku baru tahu alasannya.”

Baca Juga:  Belajar dari Korea Selatan: Kenapa Literasi Keuangan di Sana Lebih Maju?

“Bukan hanya itu, Ri. Ada yang lebih dari sekadar menikmati suasana Serang dari MoS,” kamu membuatku diserbu tanya tanya.

“Maksud kamu?”

Kamu menyeruput es jeruk di hadapanmu. Lalu meneguknya pelan. Caramu meneguk sungguh anggun, Za. Lagi-lagi aku menemukan sisi keanggunan yang lain di gadis Banten, seperti kamu.

“Aku minta maaf tidak menjawab pertanyaanmu kemarin sore.”

“Pertanyaan yang mana?” aku pura-pura lupa.

Kamu menatap ke arahku. Tajam dan penuh makna. Oke, aku mengaku. Pernyataanku yang kamu anggap menjadi pertanyaan bagimu. Mungkin itu lebih tepat.

“Aku tidak menuntut jawaban kamu, Za. Bagiku kebersamaan kita jauh lebih penting. Terlepas dari status pacaran, aku harap kita masih berteman,” bibirku meniru bisikan darah pada jantung.

“Justru itu, Ri. Mungkin, terkadang aku seperti tak bisa menjawab pertanyaanmu. Atau sekadar membalas pernyataan-pernyataanmu yang bagiku terdengar begitu sempurna.

Aku menatapmu serius. Ada bagian sensitif di hatiku yang kamu sentil. Begitu pas, membuatnya merah meradang.

“Maksudmu aku gombal? Aku memang seorang penulis yang biasa meramu kata. Tapi kata-kata yang terlontar ketika bersamamu sungguh tak pernah aku siapkan sebelumnya, Za. Sama ketika aku mencuri ide dari semesta. Refleks begitu saja. Mencintaimu adalah sebuah ide luar biasa yang diberikan Tuhan padaku. Lalu mengalir tanpa skenario atau kerangka apa pun. Aku bukan tipe penulis yang punya pretensi dalam melahirkan cerpen-cerpenku, Za. Aku menuliskan apa yang rasa, apa yang aku alami. Itu saja.”

Kamu termenung lama mendengarkan penjelasanku yang membabi buta. Oh, maafkan aku, Za. Aku terlalu takut kamu cap sebagai pengarang yang pandai merayu. Memanfaatkan kebisaanku untuk menaklukkan kamu. Sungguh, Za. Aku tak pernah bermain-main dengan kata-kata ketika berhadapan dengan kamu. Puisi-puisi itu, cerpen, atau buku yang aku berikan itu. Itu nyata aku alami.

Mata cokelatmu mengamati mukaku. Aku paham siratan mata itu. Siratan yang kaget mendengar aku bereaksi secepat ini. Itu yang aku tafsirkan, kamu mengira aku tidak terima dicap sebagai pengarang gombal yang suka memanfaatkan kata merayu wanita. Sungguh, Za. Aku hanya takut statusku sebagai penulis kamu jadikan alasan bahwa aku berpura-pura.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kamu masih diam, masih menatapku. Lama. Aku kelabakan. Bertanya-tanya dalam perasaan cemas. Tanya itu mendirikan dinasti di kepalaku, mendirikan benteng yang penasaran yang kokoh.

Baca Juga:  Belajar dari Korea Selatan: Kenapa Literasi Keuangan di Sana Lebih Maju?

“Besok aku akan pergi,” kalimatmu singkat, namun begitu mampu membuatku tersedak.

“Pergi? Ke mana?” aku memburumu dengan tanya.

Kamu menghela napas dalam. Lalu membuangnya dengan cara yang lagi-lagi anggun.

“Hariri….” kamu menyebut namaku, menggantung.

Tatapan kita bertaut, mengalirkan segala rasa keingintahuanku, rasa penasaranku akan kalimatmu yang mengandung misteri, Za.

“Kamu masih ingat, kan? Dulu aku pernah bilang kalau mata kita sama, sama-sama mencintai suasana sore dan sesak di bus Murni Jaya. Kamu tahu itu artinya apa?” kamu justru membuat aku makin berranya-tanya. Aku menggeleng.

“Itu artinya, kita juga mempunyai hati yang sama. Aku juga sayang kamu, Ri….”

Oh, aku sungguh berada dalam rasa yang berbunga-bunga. Refleks tanganku merebut tanganmu. Menggenganmya. Aku ingin kamu tahu seperti apa hebatnya getaran rasa aneh yang tiba-tiba menguasaiku, Za. Tapi aku dibuat kaget ketika kamu buru-buru melepaskan genggamanku.

“Sttt…” ujung telunjukmu mendarat di bibirku. Aroma wangi menguar. Aku menghirupnya pelan.

“Tapi aku akan pergi. Jalan kita masih panjang, Ri. Aku percaya, kamu pasti paham maksudku. Aku kenal kamu….”

Kalimatmu seperti tamparan hebat. Membuatku tersadar bahwa keadaan akan berubah seratus delapan puluh derajat. Kamu katakan kalau kamu kan melanjutkan S2 di Prancis. Saranku padamu untuk sama-sama di kuliah di Serang tidak kamu hiraukan. Aku coba menawarkan Bandung, lagi-lagi kamu membuatku mengalah, Za. Baiklah, aku mengalah. Tapi haruskah aku mengalah juga ketika kamu menolak untuk menginap di Serang untuk malam ini saja? Aku rasa ibu kostanmu masih memaklumi, walaupun hari ini urusan kuliah dan segala embel-embelnya sudah kamu selesaikan. Ah, tepatnya aku bukan mengalah, tapi aku marah, Za. Aku ingin tahu reaksimu ketika aku ngambek.

Kembali123Lanjut
TAGGED:Cerita PendekSetiawan Chogah
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Avatar of Setiawan Chogah
Tentang:Setiawan Chogah
Editor in Chief
Follow:

Saya menulis tentang pengembangan diri dan keuangan dengan sentuhan reflektif. Lewat cerita dan insight, saya ingin mengajakmu menemukan makna di balik angka dan rutinitas.

Tulisan Sebelumnya 👈 Teknologi masa depan Teknologi Masa Depan: Apa yang Akan Menggebrak Setelah AI?
👉 Tulisan Selanjutnya Sepanjang Serang—Labuan Aku Mencintaimu Kacamata Pintar Samsung Bakal Rilis Januari 2024, Ini Bocoran Spesifikasinya!
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Yuk, LOGIN dulu buat komentar. Bisa juga pakai Google atau akun medsos kamu, kok!

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

literasi keuangan
InsightKeuanganKultur

Belajar dari Korea Selatan: Kenapa Literasi Keuangan di Sana Lebih Maju?

8 Juni 2025
Dompet Digital vs Bank Digital
Keuangan

Dompet Digital vs Bank Digital: Mana yang Lebih Cuan Buat Anak Muda?

8 Juni 2025
perbedaan BCA Mobile dan myBCA
Keuangan

BCA Mobile vs myBCA: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Cocok Buatmu?

8 Juni 2025
Petugas PLN bersiaga di Masjid Kasepuhan Tangerang saat pelaksanaan Idul Adha 2025
Bisnis

PLN Banten Siaga Total Jaga Listrik Selama Idul Adha 2025, Ribuan Petugas Berjaga di Lapangan

8 Juni 2025
Petugas PLN memantau sistem kelistrikan di pos siaga Idul Adha 2025 wilayah Banten
Bisnis

PLN Banten Siaga Penuh Jaga Keandalan Listrik Selama Idul Adha 2025, Gubernur Apresiasi Kinerja Petugas

8 Juni 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bacaan Pilihan untuk Kamu

Indra Adhitama, Manager PLN ULP Prima Krakatau turun langsung ke Masjid Raya Al-Bantani beserta tim teknik dan petugas siaga untuk memastikan layanan listrik berjalan optimal selama perayaan Idul Adha 1446 H

PLN Siaga Penuh Jaga Keandalan Listrik Idul Adha di Banten, Gubernur Beri Apresiasi

Aira Safeeya
Bisnis
8 Juni 2025
Assistant Manager Jaringan dan Tim Teknik UP3 Cikokol, memastikan kelancaran pasokan listrik selama pelaksanaan ibadah Idul Adha 1446 H

Siaga Kelistrikan Idul Adha: PLN Pastikan Layanan Optimal di Masjid Strategis Tangerang

Aira Safeeya
Bisnis
8 Juni 2025
biaya siluman

Gajimu Cepat Habis? Kenali 7 ‘Biaya Siluman’ yang Menggerogoti Keuanganmu

Aira Safeeya
Keuangan
7 Juni 2025
Filter Kata Kunci Cerdas TikTok

TikTok Luncurkan Filter Kata Kunci Cerdas, FYP Kini Lebih Bisa Kamu Atur

Ammar Fahri
Gaya Hidup Teknologi
7 Juni 2025
Cara Ganti Nada Dering WhatsApp

Cara Ganti Nada Dering WhatsApp Pakai Suara Sendiri atau Lagu Favorit

Ammar Fahri
Gaya Hidup Teknologi
7 Juni 2025
cara bikin tulisan whatsapp unik

Cara Bikin Tulisan WhatsApp Unik: Tebal, Miring, Coret, dan Monospace

Ammar Fahri
Gaya Hidup
7 Juni 2025
fitur baru whatsapp 2025

7 Fitur Baru WhatsApp di 2025 yang Wajib Kamu Coba Sekarang

Liora N. Shasmitha
Teknologi Gaya Hidup
7 Juni 2025
Fitur Username WhatsApp

Berubah Total! Fitur Username WhatsApp Segera Hadir

Liora N. Shasmitha
Teknologi
7 Juni 2025
Muat Lagi
Techfin Insight
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techfin Insight hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techfin.id. All rights reserved.