Techfin.id – Kita sering mendengar kalimat ini: “Nanti aja mulai investasinya, tunggu ada uang lebih.” Tapi buat sebagian dari kita, uang lebih itu entah kapan datangnya.
Begitulah yang saya alami dulu, sebagai karyawan biasa dengan gaji bulanan yang hampir selalu habis sebelum tanggal 25.
Empat tahun jadi pekerja tetap tak membuat keuangan saya membaik. Gaji hanya mampir sebentar, lalu lenyap untuk kebutuhan hidup dan, jujur saja, kesenangan sesaat yang tak direncanakan.
Sampai akhirnya, di usia 28 tahun, saya mulai bertanya: Sampai kapan saya begini terus? Impian punya rumah, menikah, dan hidup mandiri rasanya makin kabur.
Titik Balik: Dari Gagal MLM ke Tabungan Emas
Dalam pencarian jawaban itu, saya sempat terseret ke dalam jebakan bisnis MLM. Ya, saya pernah jadi korban janji-janji cepat kaya.
Waktu itu saya kalah oleh nafsu instan. Tapi justru dari kegagalan itulah saya menemukan pijakan baru.
Suatu hari, YouTube merekomendasikan video tentang investasi emas. Saya simak pelan-pelan, ulang beberapa kali. Dan tahun 2015, saya akhirnya buka tabungan emas pertama saya di Pegadaian.
Jumlahnya tak seberapa, tapi itu jadi tonggak pertama dalam perjalanan investasi saya.
Dari sana saya mulai membaca buku keuangan. Saya belajar satu hal penting: semua dimulai dari mindset. Soal uang bukan cuma soal jumlah, tapi tentang cara berpikir dan cara mengelolanya.
Langkah Kecil yang Menyelamatkan
Tahun 2017, saya ikut seminar reksadana syariah. Gratis karena diselenggarakan kantor pusat tempat saya bekerja. Saya simak pelan-pelan.
Tapi belum langsung terjun. Saya bawa pelajarannya pulang, saya cerna perlahan. Baru tahun 2020 saya benar-benar berani beli reksadana pertama: pasar uang.
Dan tabungan emas masih saya teruskan.
Ternyata aset kecil-kecilan ini benar-benar menyelamatkan saya. Untuk biaya nikah, DP rumah pertama, hingga situasi darurat yang datang tanpa aba-aba.
Saya jadi makin sadar pentingnya investasi dan mulai mengenali profil risiko diri sendiri.
Mencoba Saham dan Menemukan Ajaib
Tahun 2021, saya memberanikan diri menyentuh instrumen dengan risiko lebih tinggi: saham.
Saat itu saya sudah keluar dari pekerjaan tetap dan menjalani hidup sebagai freelancer desain grafis serta website developer.
Pendapatan naik, tapi saya tak ingin gaya hidup ikut naik. Prinsip itu terus saya pegang.
Saya mulai mengenal Ajaib dari Instagram—logonya lampu Aladin yang khas.
Saya tertarik karena aplikasinya mudah dipakai, antarmukanya ramah, dan tak bikin pusing seperti aplikasi investasi kebanyakan. Saya coba reksadana dan saham, dan merasa cocok.
Sekarang, Ajaib sudah berkembang jadi superapp. Fitur-fitur terbarunya makin lengkap:
- Investasi Reksadana: Mulai dari Rp10 ribu, cocok banget buat pemula.
- Saham Indonesia & USA: Bisa beli saham luar negeri pakai rupiah langsung dari aplikasi.
- Aset Kripto Legal: Ajaib Kripto sudah berizin dan aman.
- Notifikasi Cuan & Edukasi: Aplikasi ini juga punya fitur edukasi interaktif, cocok buat kamu yang baru belajar.
- One App for All: Semua jenis investasi ada dalam satu aplikasi—praktis banget.
Yang saya suka, semua prosesnya 100% online. Daftar, setor dana, beli aset—semua cukup dari rumah.
Dan yang paling penting: Ajaib sudah berizin dan diawasi OJK, jadi aman.
Tidak Ada Kata Terlambat
Saya mulai investasi usia 28, tanpa aset, numpang di rumah saudara. Hari ini, saya tinggal di rumah sendiri meski kecil dan sederhana, mewujudkan mimpi-mimpi kecil yang dulu terasa mustahil, dan aset yang dibangun pelan-pelan.
Semua itu bukan hasil keajaiban, tapi keputusan kecil yang diambil dengan sabar dan disiplin.
Kalau kamu masih ragu untuk mulai, ingat: tidak ada kata terlambat dalam investasi. Yang penting mulai. Hari ini.
Ajaib bisa jadi pilihan yang aman dan praktis. Unduh di Play Store atau App Store, daftar 100% online, dan pakai kode CHOGAHAJAIB saat registrasi untuk kesempatan dapat hadiah saham gratis dari Ajaib.
Selamat memulai perjalananmu. Karena masa depan bukan untuk ditunggu—tapi dibangun dari sekarang.
Komentari lewat Facebook