Pandeglang, Techfin.id – Di tengah hamparan sawah dan semilir angin Desa Sukajadi, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, berdiri sebuah tempat penuh semangat: Pondok Pesantren Miftahussaadah.
Tak jauh dari jalan utama, pesantren yang telah berdiri selama 15 tahun ini menjadi rumah belajar bagi sekitar 350 santri dan 30 tenaga pendidik.
Meski dengan keterbatasan, harapan tetap tumbuh di sana—dan kali ini, harapan itu datang dalam bentuk truk.
Solidarity Food Truck, inisiatif dari Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UID Banten, bukan sekadar kendaraan. Ia datang membawa kehangatan, perhatian, dan bentuk nyata dari kepedulian.
Program ini menyentuh langsung kebutuhan dasar para santri—dari pemeriksaan kesehatan, edukasi gizi, pembagian makanan bergizi, hingga renovasi fasilitas MCK.
Kehadiran yang Menyentuh Kehidupan
Bagi Abi K. Hafidzudin, pengasuh Ponpes Miftahussaadah, kehadiran YBM PLN bukan sekadar kunjungan.
Ini adalah bentuk silaturahmi yang membawa manfaat nyata dan menyentuh kehidupan para santri.
“Kami sangat berterima kasih kepada YBM PLN yang sudah bersilaturahmi. Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk perhatian yang kami rasakan langsung manfaatnya. Semoga berkahnya sampai ke Yaumil Akhir,” ungkap Abi Hafidzudin.

Banyak dari santri di pesantren ini berasal dari keluarga prasejahtera. Fasilitas dibangun dari semangat gotong royong para wali santri, dengan dinding yang dicat ala kadarnya dan kamar mandi yang bertahun-tahun belum diperbaiki.
Maka ketika PLN datang dengan bantuan konkret, seperti renovasi MCK, bingkisan makanan sehat, dan pemeriksaan kesehatan, rasanya seperti embun pagi yang memberi segar pada tanah yang lama kering.
Edukasi, Pemeriksaan, dan Senyum yang Tulus
Kegiatan berlangsung hangat. Para santri yang biasanya hanya mengenal dapur sederhana, diajak belajar tentang pentingnya dapur sehat.
Sesi edukasi itu berlangsung ringan, diselingi canda dan tawa. Di sisi lain, tim medis memeriksa kesehatan mereka satu per satu dengan sabar.
Saat pembagian bingkisan, tawa riang menggema. Bingkisan itu mungkin hanya sebungkus makanan bergizi dan perlengkapan harian, tapi di tangan para santri, itu menjadi simbol cinta dan perhatian yang langka mereka rasakan dari luar.
PLN dan YBM: Empati adalah Infrastruktur Masa Depan
Bagi Muhammad Joharifin, General Manager PLN UID Banten, program ini bukan sekadar bentuk CSR atau aktivitas sosial biasa.
“Kami percaya, membangun bangsa tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang empati. Dengan hadir dan mendengar langsung, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi tumbuh kembang anak-anak agar mereka tumbuh sehat, kuat, dan siap menyongsong masa depan,” ujar Joharifin.
PLN, dalam upaya menghadirkan listrik ke seluruh pelosok negeri, juga memahami bahwa cahaya tidak hanya bersumber dari jaringan tegangan tinggi, tetapi juga dari semangat, pendidikan, dan kehangatan yang ditanamkan sejak dini—khususnya untuk generasi penerus bangsa.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Program Solidarity Food Truck menjadi salah satu cara PLN dan YBM menunjukkan bahwa hadir di tengah masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Tidak harus mewah, cukup hadir, mendengar, dan memberi dengan tulus.
PLN UID Banten berharap, langkah kecil ini bisa memberi arti besar bagi para santri. Karena bagi PLN, menjadi bagian dari masa depan Indonesia bukan hanya soal membangun jaringan listrik, tapi juga jaringan kemanusiaan yang menyala hingga ke sudut-sudut desa.
Komentari lewat Facebook