Techfin.id — Dalam beberapa waktu terakhir, kasus gagal bayar pada platform Peer-to-Peer (P2P) Lending kembali menjadi sorotan.
Salah satu yang mencuat adalah laporan kerugian Rp1,67 miliar dari enam lender di platform Akseleran, akibat pinjaman yang macet dan belum terealisasinya klaim asuransi yang dijanjikan.
Meski kasus ini mengejutkan, sebenarnya P2P Lending bukanlah instrumen investasi yang buruk. Justru, jika digunakan dengan bijak, instrumen ini bisa jadi alternatif penghasilan pasif yang menjanjikan.
Namun seperti investasi lainnya, perlu pemahaman yang matang agar tidak terjebak risiko tersembunyi.
Lalu, sebenarnya apa itu P2P Lending? Bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana agar investor ritel tidak mudah tertipu skema manis yang belum tentu realistis?
Apa Itu P2P Lending?
Peer-to-Peer (P2P) Lending adalah sistem pendanaan yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower) secara langsung melalui platform digital.
Di Indonesia, sistem ini diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK Nomor 10 Tahun 2022.
Skemanya sederhana: lender menyetorkan dana, borrower mengajukan pinjaman, dan platform sebagai perantara memfasilitasi proses pinjam-meminjam. Imbal hasil (return) yang dijanjikan biasanya lebih tinggi dibanding produk bank, karena risikonya juga lebih besar.
Apa Untungnya Investasi di P2P Lending?
- Return Lebih Menarik: Rata-rata pengembalian investasi bisa mencapai 10%–16% per tahun.
- Diversifikasi Mudah: Investor bisa menanamkan dana mulai dari Rp100 ribu per proyek.
- Akses ke Beragam Sektor: Mulai dari UMKM, pertanian, logistik, hingga invoice financing.
Tapi… Apa Risikonya?
Seperti kasus Akseleran, salah satu risiko terbesar adalah gagal bayar (default). Ini terjadi saat borrower tidak mampu mengembalikan pinjaman tepat waktu.
Dalam kasus ini, bahkan skema asuransi yang dijanjikan untuk melindungi dana lender pun belum terealisasi sesuai harapan.
Masalah makin kompleks jika platform melakukan praktik refinancing, yakni memberi pinjaman baru kepada peminjam lama untuk menutup kewajiban sebelumnya—tanpa penilaian kelayakan yang transparan.
Praktik ini berisiko menyerupai skema gali lubang tutup lubang.
Tips Aman Investasi di P2P Lending
Berikut beberapa langkah agar kamu tak mudah terjebak iming-iming return tinggi di P2P Lending:
1. Pahami Legalitas Platform
Pastikan platform terdaftar dan diawasi OJK. Cek juga keanggotaan di AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia).
2. Baca Syarat Proteksi Asuransi
Jika ada skema proteksi asuransi, baca detailnya. Berapa persen yang dijamin? Apa syarat pengajuan klaim? Berapa lama waktu realisasi? Jangan tergoda iklan tanpa memeriksa polis dan ketentuannya.
3. Pilih Borrower Berkualitas
Platform biasanya memberi skor risiko untuk setiap pinjaman. Prioritaskan borrower dengan track record baik dan risiko rendah, meskipun return-nya lebih kecil.
4. Diversifikasi Dana
Jangan menaruh semua dana di satu pinjaman. Sebar ke beberapa borrower agar risiko gagal bayar tidak langsung menghantam seluruh portofoliomu.
5. Pantau dan Siap Tanggap
Investasi di P2P Lending butuh pemantauan aktif. Pastikan kamu tahu posisi portofoliomu, jatuh tempo pinjaman, hingga notifikasi keterlambatan. Jika muncul masalah, segera komunikasikan dengan pihak platform secara resmi.
6. Mulai dari Dana Sisa
Jangan gunakan uang kebutuhan pokok atau dana pensiun untuk investasi di P2P Lending. Risiko tetap ada, meski platform menjanjikan proteksi.
Belajar dari Kasus Akseleran
Kasus yang menimpa para lender Akseleran menunjukkan pentingnya literasi keuangan dan ketegasan regulasi.
Janji proteksi asuransi gagal bayar hingga 99% tidak serta merta menjamin keamanan dana investor jika tidak disertai transparansi, eksekusi yang disiplin, dan pengawasan lembaga yang memadai.
Masalahnya bukan semata pada teknologi, tapi juga pada kepercayaan, akuntabilitas, dan integritas pengelolaan dana. Maka dari itu, edukasi dan sikap kritis jadi pertahanan utama para investor ritel.
Investasi Harus Disertai Akal Sehat
P2P Lending adalah instrumen yang menarik, namun tetap bukan jalan pintas menjadi kaya.
Keberhasilan investasi bukan soal mengejar return tertinggi, tapi tentang mengelola risiko secara sadar dan bertanggung jawab.
Jika kamu pemula yang tertarik mencoba, mulailah dari platform yang punya reputasi baik, dokumentasi transparan, dan terbuka terhadap pertanyaan.
Investasi bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang keputusan yang cerdas.
Karena dalam dunia investasi, janji yang terlalu indah seringkali hanya pemanis—bukan jaminan.
Kalau kamu butuh rekomendasi platform P2P Lending yang aman dan tips pemilihan borrower, silakan tinggalkan komentar atau kirim pertanyaan ke redaksi kami. Techfin.id akan bantu kamu belajar investasi tanpa drama.