Serang, Techfin Insight – Di balik garis finish lomba lari 5K Run For Vision 2025, terselip kisah luar biasa dari Victor Anja, pelajar SMK asal Papua Pegunungan yang kini menimba ilmu di SMK Pelayaran Nusantara, Kota Serang.
Dengan penuh semangat dan ketekunan, ia sukses meraih posisi ketiga untuk kategori Running Male setelah menyelesaikan lintasan sepanjang 5 kilometer hanya dalam waktu 18 menit, pada Minggu (18/5/2025).
Bertanding di Tengah Keterbatasan
Prestasi Victor tak datang dengan mudah. Di awal, ia hampir batal mengikuti ajang tersebut karena kendala biaya pendaftaran. Namun tekad kuatnya untuk berlari bersama masyarakat tak surut.
“Saya sangat ingin ikut, tapi tidak punya biaya untuk daftar,” ucap Victor usai menerima medali di lokasi acara.
Beruntung, pelatih dari komunitas Serang Running Club (SRC) melihat potensi luar biasa dalam diri Victor. Sang pelatih pun turun tangan membiayai registrasinya agar Victor bisa ambil bagian dalam lomba.
“Saya sangat berterima kasih kepada coach yang telah mendukung dan membiayai pendaftaran saya. Tanpa bantuan beliau, saya tidak mungkin bisa meraih prestasi ini,” ungkapnya penuh haru.
Daya Juang Victor Jadi Inspirasi
Bersama komunitas SRC, Victor berlari di antara ratusan peserta yang memadati jalur lomba. Menurutnya, suasana kompetisi sangat menyenangkan dan penuh semangat kebersamaan.
Victor berharap pengalamannya ini bisa memotivasi lebih banyak anak muda, terutama yang berasal dari daerah terpencil, untuk terus mengejar mimpi meskipun hidup dalam keterbatasan.
“Harapan saya, masyarakat lebih mencintai olahraga dan menjaga kesehatan. Ekonomi bukan alasan untuk berhenti berusaha,” tegasnya.
Lomba Lari yang Sarat Makna Sosial
Run For Vision 2025 merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad ke-7 Rumah Sakit Mata Achmad Wardi (RSAW).
Rute lomba dimulai dari lapangan RSAW di Jalan Raya Taktakan, melintasi Cikulur hingga Alun-alun Kota Serang, kemudian mengarah ke Gedung Negara Provinsi Banten dan kembali ke garis akhir di RSAW.

Lebih dari 1.000 peserta berpartisipasi, mulai dari pelari profesional, masyarakat umum, hingga komunitas lokal. Menurut Direktur Utama RSAW, dr. Pradipta Suarsyaf, acara ini tak hanya tentang olahraga, tapi juga misi kemanusiaan.
“Biaya pendaftaran digunakan untuk mendanai operasi katarak gratis bagi 98 pasien kurang mampu, serta pembagian 30 kacamata untuk kaum duafa,” jelas dr. Pradipta.
Setiap Langkah Berarti
RSAW sendiri dikenal aktif menggelar operasi katarak gratis setiap hari, tidak hanya saat ada event seperti ini.
Menurut dr. Pradipta, satu pasien mendapatkan layanan operasi gratis setiap harinya sebagai bentuk komitmen terhadap pelayanan kesehatan inklusif.
Biaya registrasi peserta sebesar Rp100.000 untuk early bird dan Rp150.000 untuk tarif normal. Seluruh dana dikembalikan kepada masyarakat melalui layanan kesehatan sosial.
Kisah Victor adalah bukti nyata bahwa mimpi tak mengenal batas. Dengan dukungan dari komunitas dan keyakinan pada diri sendiri, anak-anak muda dari pelosok negeri pun bisa bersinar di panggung prestasi. Sebuah pengingat bahwa harapan selalu ada bagi mereka yang berani berjuang.
Komentari lewat Facebook