Jakarta, Techfin Insight – Serangan siber terhadap lembaga keuangan di Asia-Pasifik kini bukan lagi gangguan sepele.
Mereka telah berevolusi menjadi ancaman strategis yang dapat melumpuhkan sistem, merusak reputasi, dan menggoyang kepercayaan publik.
Menurut laporan terbaru “From Nuisance to Strategic Threat: DDoS Attacks Against the Financial Sector” yang dirilis oleh FS‑ISAC dan Akamai Technologies, Asia-Pasifik mengalami lonjakan serangan DDoS yang mencengangkan: 245 persen pada 2024, dibandingkan hanya 11 persen pada tahun sebelumnya.
Bahkan, 38 persen dari semua serangan DDoS volumetrik (Layer 3 dan 4) global kini menyasar lembaga keuangan di kawasan ini.
Dari Gangguan Jadi Ancaman Nyata
Distributed Denial of Service (DDoS) bukan hal baru. Namun yang terjadi belakangan menunjukkan pola berbeda: serangan kini lebih kompleks, lebih terarah, dan lebih sering menyasar celah API dan jaringan vital perusahaan.
“Serangan DDoS berevolusi dari sekadar membanjiri bandwidth menjadi serangan multi-vektor yang mengeksploitasi kerentanan di berbagai lapisan sistem,” ujar Teresa Walsh, Chief Intelligence Officer FS‑ISAC untuk wilayah EMEA.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas organisasi serta peningkatan budaya keamanan siber internal agar operasional tidak terganggu dan nasabah tetap percaya.
Serangan Berulang, Teknologi Makin Terjangkau
Reuben Koh, Director of Security Technology & Strategy untuk Asia Pasifik di Akamai, mengungkapkan bahwa pelaku kini menggunakan teknik DDoS yang lebih canggih.
Tak hanya menargetkan infrastruktur jaringan, mereka juga menyasar lapisan aplikasi (Layer 7) melalui celah API yang terbuka—hal yang umum terjadi seiring pesatnya digitalisasi sektor keuangan, e-commerce, dan manufaktur.
Koh menyebut bahwa DDoS-for-hire (layanan sewa serangan DDoS) menjadi pemicu utama tren ini. Teknologi serangan kini mudah diakses, bahkan oleh pelaku dengan kemampuan teknis terbatas.
Ditambah dengan ketegangan geopolitik global, motivasi serangan pun semakin kabur—antara motif kriminal, hacktivism, atau dukungan negara.
Serangan Persisten di Asia Pasifik
Laporan juga mencatat bahwa pada kuartal IV 2024, lebih dari 20 lembaga di enam negara kawasan Asia-Pasifik diserang secara simultan.
Meskipun tidak berskala besar, pola serangannya sangat persisten dan berulang, menandai adanya koordinasi yang canggih dari pelaku yang sama.
Target serangan tidak hanya perbankan konvensional, tetapi juga mencakup:
- Perusahaan layanan pembayaran
- Perbankan investasi
- Lembaga keuangan pemerintah
- Penyedia jasa ritel dan fintech
Strategi Bertahan: DDoS Maturity Model
FS-ISAC dan Akamai mengembangkan DDoS Maturity Model, sebuah kerangka kerja strategis untuk menghadapi dan memitigasi ancaman DDoS di sektor keuangan.
Model ini merekomendasikan langkah-langkah teknis dan taktis, antara lain:
- Pemantauan trafik jaringan real-time dengan baseline yang terukur
- Automasi sistem deteksi dan mitigasi serangan berbasis intelijen
- Penguatan keamanan DNS dan API, termasuk pengujian berkala
- Geo-IP filtering untuk memblokir wilayah berisiko tinggi
Model ini tidak hanya berlaku untuk lembaga finansial, tetapi juga penting bagi sektor publik dan industri vital lainnya.
Lembaga Keuangan Jadi Target Utama Global
Secara global, sektor jasa keuangan menyerap 37 persen serangan DDoS Layer 3 dan 4 pada 2024, jauh di atas sektor game (20 persen) dan manufaktur (17 persen).
Dua tahun berturut-turut, sektor keuangan menjadi sasaran nomor satu.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber melihat sektor finansial sebagai target bernilai tinggi dan berdampak besar.
Stabilitas keuangan kini juga berarti stabilitas digital.
Apa yang Harus Dilakukan?
- Tingkatkan kerja sama dengan mitra keamanan tepercaya
Solusi keamanan tidak bisa berdiri sendiri. Butuh kolaborasi dengan pihak yang memiliki visibilitas luas terhadap lanskap ancaman. - Investasi pada infrastruktur tahan DDoS
Jangan tunggu sistem lumpuh. Bangun fondasi pertahanan berlapis dari sekarang. - Edukasi dan budaya keamanan di seluruh organisasi
Karyawan adalah garda pertama. Pemahaman soal potensi serangan dan langkah tanggap harus menjadi bagian dari kultur kerja. - Perkuat API dan sistem autentikasi
Dengan API sebagai pintu masuk utama, pengujian berkala dan kebijakan akses granular menjadi keharusan.
Ancaman yang Harus Dianggap Serius
Meningkatnya serangan DDoS di Asia-Pasifik bukan hanya alarm, tapi sinyal nyata bahwa ketahanan digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlangsungan bisnis.
Dalam dunia yang terhubung secara digital, stabilitas keuangan tidak hanya ditentukan oleh neraca dan likuiditas, tapi juga oleh seberapa kokoh pertahanan sibernya.
Lembaga keuangan dan industri kritikal di kawasan ini harus menyadari bahwa dalam lanskap baru ini, serangan tak selalu datang dari pasar, tapi bisa juga dari balik jaringan.
Komentari lewat Facebook