Techfin Insight – Di 2025, Indonesia sedang menghadapi kenyataan pahit: gelombang PHK massal kembali terjadi dan dampaknya terasa luas, terutama bagi generasi muda usia produktif.
Data dari Januari hingga Mei 2025 mencatat lebih dari 26.000 pekerja kehilangan pekerjaan. Industri yang paling terdampak adalah manufaktur, ritel, jasa, dan startup digital.
Kalau kamu berpikir aman karena punya pekerjaan tetap, sudah saatnya kamu lebih waspada. Karena faktanya, banyak korban PHK justru datang dari kalangan pekerja dengan jabatan menengah dan usia produktif.
Bukan karena mereka tidak bekerja keras, tapi karena skill yang mereka miliki sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pasar kerja hari ini.
PHK Massal: Kenapa Banyak yang Terdampak?
Gelombang PHK ini bukan hanya soal ekonomi global atau permintaan pasar yang turun. Ada pola besar yang sedang bergeser: perusahaan makin mengutamakan efisiensi, otomatisasi, dan digitalisasi.
Artinya, posisi yang bisa digantikan oleh mesin, software, atau alur kerja otomatis akan dipangkas lebih dulu.
Beberapa ciri pekerjaan yang paling rawan terkena PHK:
- Posisi yang bersifat repetitif dan administratif seperti data entry, admin, CS non-teknikal.
- Pekerjaan koordinatif tanpa keahlian teknis spesifik (middle management, supervisor umum).
- Tenaga kerja usia 30–50 tahun yang belum menguasai tools digital.
- Freelancer dan kontrak jangka pendek yang tidak terlindungi oleh sistem ketenagakerjaan.
- Pekerja di industri yang sudah terdisrupsi oleh digitalisasi, seperti media tradisional dan ritel offline.

Wilayah & Sektor yang Paling Terdampak
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta, dan Surabaya adalah wilayah yang paling banyak mencatat PHK.
Ini karena wilayah tersebut menjadi pusat industri manufaktur, tekstil, otomotif, serta markas banyak perusahaan startup dan e-commerce.
Sementara sektor yang berpotensi menyusul gelombang PHK berikutnya termasuk:
- Logistik dan transportasi, karena lesunya permintaan barang.
- Pariwisata dan perhotelan, yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.
- Startup digital, terutama yang masih bergantung pada pendanaan investor.
- Staf administratif, karena banyak perusahaan mulai mengadopsi sistem ERP atau software otomatis.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?
Kalau kamu berada di salah satu kategori pekerjaan di atas, atau merasa posisi kamu bisa digantikan oleh teknologi, sekaranglah waktunya untuk berbenah.
PHK bukan akhir dari segalanya, tapi bisa jadi momen penting buat kamu mengubah arah karier dan memperkuat daya saing.

Berikut ini adalah 5 skill utama yang wajib kamu pertimbangkan untuk dipelajari mulai sekarang.
1. Skill Digital Dasar: Modal Bertahan Hidup di Era Teknologi
Di semua sektor kerja, skill digital adalah keharusan. Nggak harus jago coding atau desain, tapi kamu perlu menguasai tools dan platform yang mendukung produktivitas.
Skill yang bisa kamu mulai pelajari:
- Microsoft Excel tingkat lanjut
- Google Workspace (Docs, Sheets, Slides, Forms)
- Canva untuk desain cepat
- Email marketing & tools seperti Mailchimp, Notion, Trello
Rekomendasi belajar cepat: YouTube, kelas lokal seperti RevoU, OTCA, atau Coursera.
2. Analisis Data: Skill yang Dipakai Semua Tim
Semua perusahaan sekarang butuh data untuk ambil keputusan. Kalau kamu bisa menyajikan insight dari data, kamu langsung naik kelas di mata HRD dan atasan.
Skill penting:
- Google Sheets atau Excel (dengan pivot table dan formula lanjutan)
- Google Analytics untuk dasar analitik web
- Power BI, Looker Studio (Data Studio)
- SQL dasar untuk query database
Catatan: Kamu tidak harus jadi data scientist, cukup bisa baca, olah, dan sampaikan data dengan jelas.
3. Komunikasi Efektif & Personal Branding
Di era digital dan kerja remote, kamu harus bisa mewakili nilai dirimu secara online. Artinya, kamu perlu tampil profesional dan komunikatif, bukan cuma di dunia nyata, tapi juga di internet.
Yang bisa kamu kembangkan:
- Public speaking & storytelling
- Cara menulis konten profesional (copywriting dasar)
- Optimasi LinkedIn
- Bikin portofolio digital (pakai Notion, Wix, atau Canva)
Personal branding yang kuat = peluang kerja lebih terbuka, bahkan bisa dilirik tanpa kirim lamaran.
4. Manajemen Proyek & Kolaborasi Jarak Jauh
Semakin banyak perusahaan yang bekerja secara remote atau hybrid. Tim tersebar, jam kerja fleksibel, dan tanggung jawab makin besar. Maka kamu butuh skill koordinasi dan manajemen proyek.
Tools yang harus kamu kuasai:
- Trello, Asana, ClickUp, atau Notion
- Dasar metodologi Agile dan Scrum
- Time management & delegasi
Cocok buat kamu yang ingin naik ke level koordinatif atau manajerial.
5. Growth Mindset: Soft Skill yang Menentukan Masa Depan
Skill bisa kamu pelajari kapan saja, tapi mindset yang adaptif dan terbuka terhadap perubahan adalah senjata utama. Kamu harus siap belajar ulang, pindah sektor, bahkan mulai dari awal kalau perlu.
Cara melatih growth mindset:
- Luangkan 15–30 menit per hari untuk belajar (baca artikel, podcast, atau short course)
- Ikut komunitas atau diskusi publik (bisa online)
- Coba tantangan baru setiap bulan (menulis, bikin konten, ikut proyek sampingan)
Belajar hal baru = investasi terbaik untuk masa depan kariermu.
Jangan Tunggu Di-PHK Baru Bertindak
PHK bisa menimpa siapa saja. Tapi kamu bisa mempersiapkan diri hari ini, supaya nggak ketinggalan arus perubahan. Jangan cuma jadi penonton di era disrupsi — jadi pemain yang siap bertarung dengan skill baru dan mental juara.
Pekerjaan bisa hilang. Tapi skill dan semangat belajar akan tetap jadi milikmu.
Langkah Lanjut Buat Kamu
- Pilih satu skill dari daftar di atas dan mulai belajar hari ini.
- Upgrade profil LinkedIn kamu dan bangun portofolio online.
- Ikuti komunitas belajar dan mentoring untuk networking dan feedback.
Komentari lewat Facebook