Tangerang, Techfin Insight — Ketahanan pangan bukan hanya urusan benih dan tanah. Dalam lanskap pertanian modern, listrik dan teknologi menjadi bagian penting dari sistem produksi yang efisien dan berkelanjutan.
Kesadaran inilah yang mendorong PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten melalui UP3 Cikupa menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang.
Langkah ini bukan sekadar simbol kolaborasi antarlembaga. Ia merefleksikan babak baru dalam transformasi sektor pertanian, di mana electrifying agriculture mulai diperkenalkan sebagai pendekatan praktis untuk menjawab tantangan zaman: produktivitas lahan yang stagnan, keterbatasan tenaga kerja, dan krisis iklim yang kian terasa.
Energi Listrik sebagai Mesin Pendorong Pertanian Modern
Dalam kunjungan resmi ke kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, PLN UP3 Cikupa diterima langsung oleh dr. Agus Husen Setiawan, M.Kes, M.Si.
Ia adalah sosok yang memimpin bidang penyediaan dan pengembangan prasarana pertanian di Kabupaten Tangerang.
Bagi dr. Agus, sinergi ini membuka peluang besar dalam mempercepat mekanisasi lahan dan digitalisasi sektor pertanian.
“Pasokan listrik yang andal adalah kunci. Dengan dukungan PLN, kami bisa memastikan bahwa peralatan pertanian berbasis listrik dapat bekerja optimal, efisien, dan ramah lingkungan,” ujarnya dalam pertemuan itu.
Kerja sama ini tidak hanya menyoroti aspek teknis, tetapi juga mendukung edukasi masyarakat tani soal teknologi hemat energi.
Salah satu contohnya, pengenalan kompor induksi sebagai bagian dari program Electrifying Lifestyle yang didorong PLN.
Listrik Bukan Sekadar Energi, Tapi Akselerator Perubahan
Manager PLN UP3 Cikupa, Didik Krismanto, menjelaskan bahwa transformasi pertanian perlu dimulai dari infrastruktur energi yang siap mendukung.
Baginya, listrik adalah katalisator yang mampu mengubah sistem pertanian dari tradisional menjadi lebih terukur, terintegrasi, dan berkelanjutan.
“Elektrifikasi bukan soal mengganti diesel dengan listrik saja, tapi soal cara baru bertani. Lewat Electrifying Agriculture, kami ingin hadir langsung di tengah para petani, mendengarkan kebutuhan mereka, dan membangun sistem yang adaptif terhadap tantangan baru,” kata Didik.
Dari pengolahan lahan, irigasi otomatis, pengeringan hasil panen, hingga pencahayaan untuk peternakan terpadu — listrik bisa menjadi tulang punggung efisiensi operasional di sektor agrikultur.
Dari Ketahanan Energi Menuju Ketahanan Pangan
General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, menegaskan bahwa inisiatif ini bagian dari kontribusi PLN dalam mencapai agenda nasional: Net Zero Emission 2060 dan swasembada pangan.
“PLN ingin menjadi mitra pembangunan, bukan sekadar penyedia layanan. Kami berharap sinergi seperti ini dapat mendorong transformasi sektor pangan secara holistik, dengan energi bersih sebagai fondasi utama,” ungkap Joharifin.
Menurutnya, elektrifikasi pertanian adalah langkah strategis yang tidak hanya berdampak pada efisiensi, tetapi juga terhadap pengurangan emisi dan peningkatan kualitas hidup petani.
Menyongsong Masa Depan Pertanian yang Terhubung dan Cerdas
Transformasi sektor pertanian bukan hanya soal mesin baru, tapi juga pola pikir baru. Ketika petani mulai memahami potensi energi terbarukan, ketika pemerintah daerah terbuka pada pemanfaatan teknologi, dan ketika BUMN hadir sebagai fasilitator, maka ekosistem pertanian yang adaptif mulai terbentuk.
Kolaborasi antara PLN dan Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang menjadi titik awal yang menjanjikan. Di sini, keberlanjutan tidak lagi menjadi jargon kosong, melainkan visi bersama yang diterjemahkan ke dalam langkah-langkah nyata.
Komentari lewat Facebook