Techfin Insight – Waktu kecil, kita ditanya, “Kalau besar mau jadi apa?” Jawabannya pasti tak jauh dari dokter, guru, polisi, atau insinyur.
Tapi coba tanya anak-anak zaman sekarang, atau remaja Gen Z yang sedang sibuk kuliah dan freelancing. Mungkin mereka akan menjawab: “Mau jadi YouTuber,” atau, “Aku pengin jadi prompt engineer.”
Dulu terdengar aneh, sekarang jadi peluang karier yang nyata.
Perubahan zaman dan teknologi membawa serta perubahan dalam dunia kerja. Beberapa pekerjaan yang dulu tidak ada, kini muncul sebagai profesi penting dengan permintaan tinggi.
Bahkan, banyak di antaranya menjadi penyelamat ekonomi pribadi di tengah krisis dan resesi.
Social Media Manager: Di Balik Akun Brand Favoritmu
Siapa sangka, aplikasi yang dulu hanya tempat berbagi foto kini membutuhkan profesional khusus untuk mengelolanya?
Social media manager bukan hanya soal upload konten. Mereka merancang strategi komunikasi, memahami algoritma, membangun relasi dengan audiens, dan menjaga citra brand.
“Aku dulu cuma suka posting quotes dan foto lucu. Tapi sejak gabung agensi, ternyata kerjaan sosial media itu serius banget. Ada target, ada riset, ada analisis,” kata Dinda (27), social media manager di sebuah startup edukasi digital.

Profesi ini terus berkembang seiring platform baru bermunculan—dari Threads sampai TikTok Shop. Kemampuan analisis, storytelling, dan empati sosial menjadi kunci.
YouTuber & Influencer: Dulu Iseng, Sekarang Jadi Karier
Dulu orang membuat video untuk iseng, kini jadi ladang penghasilan. YouTuber dan influencer bukan hanya tampil di depan kamera, tapi juga merancang konten, menjaga interaksi dengan audiens, dan membangun kredibilitas personal.
“Awalnya gue cuma upload video tutorial makeup karena iseng. Ternyata banyak yang suka. Dari situ mulai dapet endorse, brand collab, sampai diajak jadi pembicara,” cerita Tara (24), beauty content creator.
Meskipun terlihat glamor, banyak yang tidak tahu bahwa pekerjaan ini menuntut konsistensi, manajemen waktu, dan mental yang kuat menghadapi komentar netizen.
Virtual Assistant: Asisten yang Tak Harus Satu Kantor
Dengan semakin banyaknya bisnis online dan profesional yang bekerja remote, kebutuhan akan virtual assistant (VA) meningkat pesat.
VA membantu berbagai urusan administratif: menjadwalkan pertemuan, membalas email, mengatur dokumen, bahkan mengelola akun media sosial.
“Aku kerja dari rumah, klien aku di Kanada. Tugasnya ngurusin jadwal, email, dan kadang bikin materi presentasi. Gajinya lumayan, dan fleksibel banget,” kata Arman (31), mantan karyawan kantor yang kini jadi VA full-time.
Profesi ini cocok bagi mereka yang terorganisir, teliti, dan nyaman dengan komunikasi digital.
App Developer & Game Designer: Menciptakan Dunia di Layar
Di era mobile-first, aplikasi dan game bukan lagi sekadar pelengkap. Mereka adalah industri besar.
App developer menciptakan solusi praktis, sementara game designer membangun pengalaman hiburan yang adiktif dan imersif.
“Gue suka main game, tapi pas tahu bisa bikin game sendiri dan dibayar? Wah, jadi kerjaan impian sih,” ucap Dimas (22), mahasiswa teknik informatika yang kini jadi freelance game designer.
Dengan tools seperti Unity, Unreal Engine, dan Flutter, profesi ini bisa ditekuni sejak kuliah—bahkan dari bangku SMA.
AI Prompt Engineer: Bicara dengan Mesin
Munculnya teknologi seperti ChatGPT, Midjourney, dan Claude membuka ruang kerja baru: prompt engineer. Tugasnya? Menyusun perintah (prompt) yang tepat agar AI menghasilkan output terbaik.
“Prompt itu kayak bahasa mesin. Semakin pintar kita merancangnya, makin efektif hasilnya. Sekarang banyak perusahaan cari orang yang bisa bikin prompt buat kebutuhan customer service, content writing, bahkan riset,” kata Icha (28), prompt specialist di startup teknologi.

Profesi ini masih tergolong baru, tapi potensinya sangat besar. Cocok untuk mereka yang suka bermain kata dan memahami konteks.
Sustainability Officer: Masa Depan Harus Bertanggung Jawab
Ketika isu perubahan iklim semakin mendesak, perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengejar profit, tapi juga menjaga bumi.
Di sinilah peran sustainability officer: memastikan praktik bisnis berjalan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Tugas gue ngecek apakah produk dan proses kerja perusahaan sesuai prinsip ESG. Kita juga harus cari cara supaya lebih hemat energi dan limbah bisa dikurangi,” ujar Salma (34), sustainability officer di perusahaan manufaktur.
Profesi ini memadukan ilmu lingkungan, manajemen, dan komunikasi. Dan kabar baiknya: perannya makin dibutuhkan di masa depan.
Dunia Kerja Sedang Berevolusi
Profesi-profesi ini hadir bukan karena tren semata, tapi karena perubahan nyata dalam cara kita hidup, berinteraksi, dan membangun masa depan.
Dunia kerja kini menuntut kita untuk lebih adaptif, kreatif, dan terus belajar hal baru.
Jadi kalau hari ini kamu belum tahu mau jadi apa, tak apa. Mungkin pekerjaan impianmu belum ditemukan—atau bahkan belum ada hari ini.
Tapi yakinlah, dengan keterbukaan dan kemauan belajar, masa depan masih luas dan penuh kemungkinan.
Komentari lewat Facebook