Techfin Insight – Saya mungkin salah satu orang yang telat ikut euforia Thunderbolts yang tayang beberapa pekan lalu.
Bahkan, ketika judulnya berubah jadi The New Avengers, saya baru sempat menikmati aksi pahlawan-pahlawan “baru” Marvel itu beberapa hari menjelang pamitnya film ini dari layar lebar.
Tapi justru dari keterlambatan itu, saya punya waktu untuk menonton dengan tenang, tanpa kebisingan spoiler di linimasa.
Dan, seperti saat pertama kali melihatnya di Ant-Man and the Wasp tahun 2018, ada satu karakter yang kembali mencuri perhatian saya — Ghost.

Karakter Misterius Bernama Ghost
Ghost alias Ava Starr bukan pahlawan biasa. Ia tidak punya kekuatan super hasil mutasi genetik atau hasil eksperimen serum seperti Captain America.
Ia adalah hasil kecelakaan kuantum — tubuhnya terjebak dalam fase tak stabil, menyebabkan dirinya bergetar, menghilang, bahkan menembus benda padat.
Sebagai pencinta sains, kemampuan Ghost bukan cuma keren. Ia menantang batas antara fiksi dan kemungkinan ilmiah.
Apa iya manusia bisa menembus tembok? Apa mungkin tubuh kita eksis dalam fase yang berbeda dari wujud padat, cair, gas, dan plasma? Jawabannya: secara teori, ya.
Sekilas memang tampak seperti kekuatan fiktif belaka. Tapi, tahukah kamu bahwa ada cabang ilmu pengetahuan yang menjelaskan kemungkinan di balik kemampuan Ghost?
Selamat datang di dunia fisika kuantum—tempat di mana logika sehari-hari kita bisa runtuh, dan hal yang tampak mustahil justru menjadi mungkin.
Antara Dunia Nyata dan Dunia Ghost: Apa Kata Fisika Kuantum?
Di dunia nyata, benda padat tidak bisa saling tembus. Ini karena atom-atom dalam zat padat sangat rapat dan terikat oleh gaya elektromagnetik.
Tapi dalam dunia kuantum, aturan itu bisa dilanggar — lewat apa yang disebut sebagai tunneling kuantum.
Dalam efek tunneling, partikel subatomik seperti elektron bisa melompati penghalang energi tanpa harus “menabraknya”. Ini bukan sihir — ini probabilitas.
Now you see her, now you don't.
Stream Marvel Studios’ #AntManAndTheWasp on @DisneyPlus and see Ghost in #Thunderbolts*, in theaters May 2. pic.twitter.com/6ybRcW0Izk
— Ant-Man (@AntMan) April 9, 2025
Ghost mungkin bukan elektron, tapi jika tubuhnya mengalami kondisi kuantum ekstrem (seperti yang dijelaskan di film lewat instabilitas fase), ia bisa berperilaku seperti partikel kuantum: bergetar antara eksistensi dan non-eksistensi.
Wujud Materi Kelima: Bose-Einstein Condensate
Sekarang bayangkan ada wujud materi selain padat, cair, gas, dan plasma. Namanya: Bose-Einstein Condensate (BEC).
Ini bukan sekadar teori — para ilmuwan berhasil menciptakannya di lab pada suhu mendekati nol mutlak.

Apa yang terjadi pada zat dalam kondisi BEC?
- Atom-atom kehilangan identitas individualnya.
- Mereka menyatu dan bertindak sebagai satu gelombang kuantum raksasa.
- Materi jadi bisa “menyelinap” antar ruang, nyaris tanpa gesekan.
“Tubuh” Ghost yang tidak stabil bisa dilihat sebagai metafora visual dari seseorang yang berada dalam kondisi Bose-Einstein Condensate — eksistensinya kabur, menyatu, dan tidak sepenuhnya terikat hukum fisika klasik.
Wujud Materi | Suhu Pembentukan | Sifat Utama | Contoh Visual |
---|---|---|---|
Padat | Suhu ruang | Bentuk tetap, volume tetap | Batu, es |
Cair | Suhu ruang | Bentuk berubah, volume tetap | Air, minyak |
Gas | Suhu ruang | Bentuk & volume berubah | Uap, oksigen |
Plasma | Suhu sangat tinggi | Gas terionisasi, konduktif listrik | Matahari, petir |
Bose-Einstein Condensate | ~0 Kelvin | Atom menyatu, berperilaku sebagai satu | Lab ultradingin, eksperimen NASA |
Dunia Fiksi, Tapi Ilmunya Nyata
Ghost bukan satu-satunya karakter fiksi yang punya “sisi ilmiah” di balik kekuatannya.
Berikut beberapa karakter lain yang kekuatannya terinspirasi dari konsep sains nyata:
Vision (MCU)
Dibangun dari vibranium dan Mind Stone, Vision bisa dikaitkan dengan kesadaran berbasis teknologi dan potensi komputasi kuantum — seperti AI yang menyatu dengan struktur cahaya dan materi.
Doctor Manhattan (Watchmen)
Dengan kesadaran akan semua waktu sekaligus, ia merepresentasikan blok semesta dalam relativitas — konsep bahwa masa lalu, sekarang, dan masa depan semuanya “ada” dalam ruang-waktu.
Eleven (Stranger Things)
Kemampuannya mengakses dimensi lain bisa dikaitkan dengan teori multiverse dan eksperimen parapsikologi — meski masih sangat spekulatif.
Menembus Tembok: Mungkin Suatu Hari
Llau kembali ke pertanyaan awal, apakah manusia bisa benar-benar menembus benda padat?
Tidak dengan tubuh biologis kita saat ini. Tapi jika kita berhasil mengendalikan fase eksistensi kuantum, atau menciptakan BEC skala makro yang stabil, maka menembus dinding bukan lagi cerita fiksi.
Fiksi Ilmiah Adalah Cermin Imajinasi Ilmiah
Marvel memang pandai menyelipkan sains dalam fiksinya. Dan Ghost, meski tragis dan misterius, adalah jembatan yang baik untuk membawa kita — terutama generasi muda — masuk ke dunia fisika kuantum, tunneling, dan materi eksotis seperti BEC.
Karena sains, pada akhirnya, bukan soal rumus. Tapi soal kemungkinan.
Komentari lewat Facebook