Techfin Insight
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Tentang Techfin.id
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • AI
  • Apple
  • Books/Movies
Techfin InsightTechfin Insight
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

biaya siluman

Gajimu Cepat Habis? Kenali 7 ‘Biaya Siluman’ yang Menggerogoti Keuanganmu

7 Juni 2025
Filter Kata Kunci Cerdas TikTok

TikTok Luncurkan Filter Kata Kunci Cerdas, FYP Kini Lebih Bisa Kamu Atur

7 Juni 2025
Cara Ganti Nada Dering WhatsApp

Cara Ganti Nada Dering WhatsApp Pakai Suara Sendiri atau Lagu Favorit

7 Juni 2025
cara bikin tulisan whatsapp unik

Cara Bikin Tulisan WhatsApp Unik: Tebal, Miring, Coret, dan Monospace

7 Juni 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techfin Insight! 💡

Buat AkunKirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Insight

Manifesto Dapur: Teknologi, Ruang Domestik, dan Pertarungan Nilai

Dapur bukan sekadar tempat memasak, tapi ruang sosial yang sarat nilai. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana teknologi memengaruhi ruang domestik dan relasi di dalamnya—dari kulkas pintar hingga solusi berbasis AI.

T.H. Hari Sucahyo
Publikasi: Kamis, 24 April 2025
Oleh:
T.H. Hari Sucahyo - Kontributor Tamu
Share
3 Menit
dapur
Dapur masa depan dalam genggaman: teknologi yang menyatu dengan kehangatan ruang domestik.
Share

Techfin Insight — Dapur adalah ruang yang lebih kompleks daripada yang sering dibayangkan oleh para desainer teknologi.

Ia bukan hanya tempat memasak, tapi juga ruang sosial tempat keluarga berkumpul, tempat cerita diwariskan, dan tempat di mana keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sehari-hari diambil.

Maka, ketika teknologi mulai menyusup ke dapur dalam wujud kulkas pintar, oven otomatis, hingga alat masak berbasis AI, pertanyaan yang seharusnya kita ajukan bukan semata “seberapa canggih ini?”, tetapi “untuk siapa teknologi ini bekerja?” dan “nilai-nilai apa yang dibawanya?”

Sejarah dapur selalu terkait erat dengan kerja reproduktif, yaitu jenis kerja yang menopang kehidupan, seperti memasak, membersihkan, dan mengasuh, namun sering kali tak dianggap penting dalam ekonomi formal.

Selama berabad-abad, peran ini dilekatkan pada perempuan. Dalam Caliban and the Witch, Silvia Federici menyatakan bahwa kapitalisme modern dibangun di atas kerja perempuan yang tidak dibayar, terutama di ruang domestik.

Maka, ketika alat-alat dapur modern muncul dengan janji “mempermudah kerja rumah”, kita perlu mempertanyakan: apakah mereka benar-benar membebaskan, atau justru membungkus ketimpangan lama dalam kemasan teknologi terbaru?

Misalnya, mesin pencuci piring atau oven pintar tidak serta-merta menghapus beban mental ibu rumah tangga yang tetap harus memikirkan menu, belanja bahan, dan mengatur jadwal makan.

Baca Juga:  Menguasai Generative AI: Jalan Pintas Gen Z untuk Memenangkan Masa Depan

Teknologi mungkin membuat pekerjaan fisik lebih cepat, tapi tak langsung menyentuh akar persoalan relasi kuasa dalam rumah tangga.

Seperti yang pernah diungkapkan antropolog Lucy Suchman, “Just because something is automated doesn’t mean it’s been thought through.”

Otomatisasi tak selalu berarti kebebasan—apalagi jika yang diotomatisasi justru aspek yang paling manusiawi: perencanaan, perasaan, perhatian.

Jangan Lewatkan

dapur,manifesto dapur,ruang domestik,teknologi dapur
Menguasai Generative AI: Jalan Pintas Gen Z untuk Memenangkan Masa Depan
Sahabat-AI 70 miliar parameter
GoTo & Indosat Hadirkan Sahabat-AI 70 Miliar Parameter: Chat AI Lokal yang Lebih Cerdas
Veo 3 Google Video AI
Canggih Maksimal! Google Veo 3 Siap Ubah Cara Kita Membuat Video

Dalam banyak kasus, teknologi dapur dikembangkan bukan karena ada kebutuhan nyata dari pengguna, tapi karena pasar membutuhkan inovasi baru untuk dijual.

Kita tidak benar-benar butuh kulkas yang bisa memotret isinya dan mengirimkan gambar ke ponsel. Namun, produsen butuh fitur baru untuk membedakan produk mereka di pasar.

Inilah yang disebut oleh Evgeny Morozov sebagai solutionism, yaitu kecenderungan industri teknologi menciptakan solusi untuk masalah yang sebenarnya tidak ada, atau sengaja dibuat-buat.

Alih-alih merespons kebutuhan nyata, teknologi dapur sering kali justru menciptakan ketergantungan baru.

Masalahnya tidak berhenti di sana. Alat-alat ini, yang tampaknya pintar dan praktis, justru memperluas ruang pengawasan dalam rumah.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kulkas yang tahu apa yang kita makan, oven yang menyimpan riwayat pemakaian, sensor dapur yang mencatat waktu aktivitas—semua itu memproduksi data yang bisa diakses, dianalisis, bahkan dijual.

Baca Juga:  Canggih Maksimal! Google Veo 3 Siap Ubah Cara Kita Membuat Video

Maka, teknologi dapur hari ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal privasi digital, kontrol, dan kapitalisasi kehidupan domestik.

Kita butuh cara berpikir lain tentang teknologi. Bukan sebagai sekadar alat yang netral, tapi sebagai cerminan nilai, hubungan sosial, dan visi tentang kehidupan yang diinginkan.

Dalam Tools for Conviviality, Ivan Illich menyatakan bahwa teknologi yang sehat adalah yang memungkinkan orang bertindak dengan otonomi, saling mendukung, dan menjalin relasi yang bermakna.

Maka, dapur yang sehat bukan yang dipenuhi alat otomatis, melainkan dapur yang mengundang kerja sama: tempat anak-anak belajar memasak bersama orang tuanya, tempat keluarga menyusun menu bersama, tempat makanan disiapkan dengan cinta—bukan hanya efisiensi.

Bayangkan, alih-alih alat masak yang serba otomatis, kita punya perangkat yang bisa mendorong kesadaran ekologis.

Kompor yang memberi notifikasi jejak karbon tiap bahan yang dimasak, atau tempat sampah dapur yang secara visual menunjukkan berapa banyak sisa makanan yang dibuang dalam seminggu.

Teknologi ini bukan untuk menggantikan kerja manusia, tapi untuk mengajak berpikir lebih bijak dan lebih dalam.

Di Indonesia, masih banyak dapur yang tidak tersentuh oleh teknologi canggih. Dapur dengan pawon tradisional, tungku kayu, alat-alat manual.

Baca Juga:  Pergi ke Mekkah, Lupa Janji di Rumah: Renungan Seorang Muslim Rasional

Kita sering menganggap dapur seperti ini sebagai “ketinggalan zaman”, padahal dalam banyak hal, mereka justru lebih berdaulat: bisa mengolah bahan lokal, tidak tergantung listrik, menghasilkan limbah yang minim.

Dapur tradisional adalah ruang hidup yang organik, penuh cerita dan kebijaksanaan.

Kita perlu lebih banyak belajar dari sana, bukan sekadar menggantinya dengan gadget baru.

Teknologi seharusnya tidak mengendalikan manusia, tetapi mendukung manusia untuk hidup lebih bermakna.

Dapur adalah tempat emosi bertemu dengan fungsi, tempat ritual keseharian bertemu dengan kreativitas.

Maka, teknologi yang ditempatkan di dapur harus mampu menghargai dimensi ini.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kita tidak butuh alat pintar yang hanya menambahkan fitur, tapi alat yang bisa memperdalam relasi: antara manusia dan makanan, antara generasi, antara ingatan dan harapan.

Manifesto ini bukan ajakan untuk anti-teknologi, tapi ajakan untuk berpikir lebih etis dan manusiawi.

Kita ingin teknologi yang benar-benar bekerja untuk kita, bukan membuat kita bekerja untuknya. Kita ingin dapur yang memanusiakan, bukan mendisiplinkan.

Kita ingin alat yang menambah cerita, bukan menghapus jejak.

Karena pada akhirnya, teknologi dapur yang ideal bukanlah soal seberapa cepat kita bisa menyelesaikan masak, tapi seberapa banyak kehidupan yang bisa kita rayakan di dalamnya.

TAGGED:AImanifesto dapurruang domestikTeknologiteknologi dapur
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Avatar of T.H. Hari Sucahyo
Tentang:T.H. Hari Sucahyo
Kontributor Tamu
Follow:
Peminat bidang sosial, budaya, dan humaniora. Penggagas Lingkar Studi Adiluhung dan Kelompok Studi Pusaka AgroPol.
Tulisan Sebelumnya 👈 dapur,manifesto dapur,ruang domestik,teknologi dapur 3 Perbedaan Mendalam E-Wallet, E-Money, dan QRIS: Mana yang Paling Aman?
👉 Tulisan Selanjutnya SPLU Banten Selatan PLN Perluas SPLU Banten Selatan: Dorong Ketahanan Pangan dan Pertanian Modern
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Yuk, LOGIN dulu buat komentar. Bisa juga pakai Google atau akun medsos kamu, kok!

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

biaya siluman
Keuangan

Gajimu Cepat Habis? Kenali 7 ‘Biaya Siluman’ yang Menggerogoti Keuanganmu

7 Juni 2025
Filter Kata Kunci Cerdas TikTok
Gaya HidupTeknologi

TikTok Luncurkan Filter Kata Kunci Cerdas, FYP Kini Lebih Bisa Kamu Atur

7 Juni 2025
Cara Ganti Nada Dering WhatsApp
Gaya HidupTeknologi

Cara Ganti Nada Dering WhatsApp Pakai Suara Sendiri atau Lagu Favorit

7 Juni 2025
cara bikin tulisan whatsapp unik
Gaya Hidup

Cara Bikin Tulisan WhatsApp Unik: Tebal, Miring, Coret, dan Monospace

7 Juni 2025
fitur baru whatsapp 2025
TeknologiGaya Hidup

7 Fitur Baru WhatsApp di 2025 yang Wajib Kamu Coba Sekarang

7 Juni 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bacaan Pilihan untuk Kamu

Fitur Username WhatsApp

Berubah Total! Fitur Username WhatsApp Segera Hadir

Liora N. Shasmitha
Teknologi
7 Juni 2025
pasokan listrik andal selama Idul Adha

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal Selama Idul Adha di Tangerang

Aira Safeeya
Bisnis
7 Juni 2025
Petugas PLN pastikan listrik andal Idul Adha di Banten 2025

PLN Pastikan Listrik Andal Idul Adha 2025 di Seluruh Banten

Aira Safeeya
Bisnis
6 Juni 2025
Indosat dukung Timnas Indonesia

Tifo Raksasa di GBK, Indosat Dukung Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia

Liora N. Shasmitha
Teknologi
5 Juni 2025
renungan muslim rasional tentang ibadah haji dan keadilan sosial

Pergi ke Mekkah, Lupa Janji di Rumah: Renungan Seorang Muslim Rasional

Setiawan Chogah
Insight
7 Juni 2025
RUPTL PLN 2025–2034 ciptakan green jobs melalui pembangkit energi terbarukan

RUPTL PLN 2025–2034 Ciptakan 1,7 Juta Lapangan Kerja, Mayoritas Green Jobs

Aira Safeeya
Bisnis
2 Juni 2025
WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

Liora N. Shasmitha
Teknologi
31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

Liora N. Shasmitha
Teknologi
31 Mei 2025
Muat Lagi
Techfin Insight
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techfin Insight hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techfin.id. All rights reserved.