Techfin.id — Freelance bukan sekadar pekerjaan bebas waktu. Ia adalah seni membangun hubungan profesional yang langgeng dan bermakna.
Dan untuk bertahan di dunia freelance, menurut Setiawan Chogah, kamu tidak perlu jadi yang paling jago—cukup jadi yang paling jujur, paling paham, dan paling menyenangkan.
Dalam podcast di channel YouTube OTCA, Setiawan—seorang freelancer Indonesia yang menangani klien luar negeri seperti Hong Kong, Cina, dan Amerika—membagikan tiga prinsip yang membuatnya bisa dipercaya selama bertahun-tahun.
Bahkan, beberapa klien tetap mempekerjakannya meski perusahaan mereka sudah berganti manajemen.
Apa saja kuncinya?
1. Jujur Itu Branding Jangka Panjang
Ketika pertama kali ditanya oleh kantornya, “Bisa desain?” Setiawan menjawab jujur: “Belum bisa, tapi akan saya pelajari.”
Dari sanalah karier desainnya bermula. Ia belajar dari buku, dari YouTube, dan dari trial-and-error.
Bagi Setiawan, jujur bukan kelemahan, tapi kekuatan. Klien akan lebih percaya pada orang yang jujur tentang kemampuannya daripada mereka yang sok bisa tapi tidak bisa deliver.
“Kalau saya enggak bisa, ya saya bilang. Kalau saya butuh waktu lebih lama, saya kabari. Klien ngerti kok, asal kita jelas.”

Kejujuran dalam komunikasi—baik tentang kemampuan, waktu pengerjaan, hingga kendala teknis—menjadi fondasi relasi yang sehat dan tahan lama.
2. Pahami Brief, Bukan Cuma Eksekusi
Setiawan menyebut banyak freelancer yang terlalu cepat berkata “ya” tanpa benar-benar memahami apa yang diminta.
Padahal, memahami brief dengan benar justru akan mempercepat dan memperkuat hasil.
Ia selalu mulai dari pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Siapa audiensnya?
- Apa tujuan dari desain ini?
- Di platform mana akan dipakai?
- Ada batasan tertentu atau nilai yang ingin disampaikan?
“Klien itu senang kalau kamu ngerti mereka. Bukan cuma ngerti tools,” jelasnya.
Bahkan, kadang klien sendiri belum tahu apa yang mereka mau.
Tugas kita sebagai freelancer adalah membantu mereka memformulasikan itu dalam bentuk yang visual, fungsional, dan efektif.
3. Jadi Rekan Kerja yang Asyik
Poin terakhir ini sering dilupakan: jadi orang yang menyenangkan untuk diajak kerja. Tidak berarti harus lucu atau selalu ramah.
Tapi bisa diandalkan, sopan, responsif, dan punya rasa empati.
Setiawan bercerita bahwa banyak klien luar negeri yang bertahan karena merasa nyaman.
“Mereka tahu saya enggak akan ngilang. Mereka tahu kalau revisi, saya akan tanggapi. Mereka ngerasa didengerin.”
Menjadi rekan kerja yang menyenangkan juga berarti tidak membuat drama saat terjadi kesalahan.
Tapi bisa diajak ngobrol, diskusi, dan menyelesaikan masalah bersama. Profesional tapi manusiawi.
Freelance yang Relasional
Model freelance ala Setiawan bersifat relasional, bukan transaksional.
Ia tidak mengukur keberhasilan hanya dari uang yang masuk, tapi dari relasi yang terbangun dan proyek yang berulang.
Itulah kenapa ia tidak mengandalkan promosi berlebihan.
Portofolio terbesarnya adalah testimoni klien dan hubungan jangka panjang yang ia jaga dengan penuh tanggung jawab.
Kualitas yang Membentuk Reputasi
Setiawan percaya bahwa branding terbaik dibentuk dari pengalaman dan cara kita memperlakukan klien.
Tools bisa sama, desain bisa mirip, tapi kualitas relasi dan kepribadian tidak bisa ditiru.
“Kalau kamu kerja dengan hati, itu akan sampai ke klien. Dan itu yang bikin mereka balik lagi.”
Tonton Cerita Lengkapnya di YouTube OTCA
Tertarik belajar lebih dalam soal bagaimana membangun karier freelance yang tahan lama dan bermakna?
Kamu wajib menonton kisah inspiratif Setiawan Chogah di channel YouTube OTCA (Overseas Training & Career Academy)—kanal yang memuat cerita perjuangan karier, studi, dan perjalanan batin profesional Indonesia di panggung global.
Saksikan podcastnya di sini: Kerja Freelance dari Rumah, Dibayar Klien Amerika – Cerita Setiawan Chogah