Techfin Insight – “Kalau kamu bisa jadi 1% lebih baik setiap hari, maka dalam setahun kamu bisa jadi 37 kali lebih hebat dari dirimu yang sekarang.”
Kalimat itu pertama kali saya baca di sebuah malam saat hujan turun rapi di luar jendela. Saya menutup laptop setelah menyelesaikan pekerjaan hari itu—menyunting artikel, membalas email, dan mengerjakan beberapa revisi desain.
Di pojok meja, buku Atomic Habits yang belum lama saya beli tersenyum menggoda. Saya buka halaman pertamanya… dan tak berhenti membaca sampai dini hari.
Buku itu menampar saya dengan cara yang lembut. James Clear tidak berbicara tentang perubahan hidup yang heroik atau revolusi besar-besaran.
Ia berbicara tentang hal-hal kecil: menyikat gigi dengan tangan non-dominan, membaca satu halaman buku, menulis satu baris kode, atau berjalan kaki dua menit.
Saya mulai berpikir ulang tentang banyak hal. Tentang target-target besar yang sering membuat saya patah semangat. Tentang impian yang terlalu tinggi, tapi tak punya tangga untuk dinaiki satu demi satu.
Pelajaran Paling Mengubah Hidup: 1% Saja Dulu
Dulu saya sering terpaku pada hasil. Ingin bisa bikin website dalam seminggu. Ingin naik berat badan dalam sebulan. Ingin menulis buku dalam semalam.
Tapi semua itu akhirnya gagal.
James Clear menyebutnya sebagai ilusi hasil instan. Ia mengajak kita memandang perubahan layaknya bunga majemuk: tambahkan 1% saja setiap hari, maka dalam jangka panjang hasilnya akan luar biasa.
Akhirnya saya memutuskan satu hal kecil: setiap pagi, sebelum membuka media sosial atau membalas WhatsApp, saya akan belajar coding minimal dua menit.
Kalau sedang sibuk, saya cukup menulis satu fungsi kecil di Python. Kalau lagi semangat, saya bisa lanjut satu jam.
Dan anehnya, yang dua menit itu selalu berkembang. Saya jadi rajin belajar bukan karena target besar, tapi karena memulai dari yang kecil ternyata jauh lebih mudah.
Kita Butuh Sistem, Bukan Sekadar Tujuan
James Clear menulis, “Pemenang dan pecundang punya tujuan yang sama. Yang membedakan mereka adalah sistemnya.”
Saya terhenyak membaca kalimat itu. Selama ini saya terlalu sering berteriak “saya ingin begini, saya ingin begitu” — tapi tak pernah membangun sistem pendukungnya.
Ingin lulus sertifikasi Python, tapi tak punya jadwal belajar. Ingin hidup sehat, tapi tak siapkan menu makan. Ingin bangun pagi, tapi tidur masih jam dua.
Akhirnya saya membuat sistem: bangun pukul 04.30, nyeduh kopi, dan buka laptop untuk latihan coding. Tak perlu panjang, yang penting konsisten.
Dan ternyata sistem sederhana ini membuat saya lebih hidup. Saya tidak lagi dihantui hasil akhir, tapi mulai menikmati proses hari demi hari.
Dataran Laten: Ketika Progres Tak Terlihat
Pernah nggak, kamu sudah olahraga tiap hari selama sebulan dan mengonsumsi makanan sesuai anjuran pakar gizi, tapi angka timbangan tetap tidak berubah?
Saya pernah.
Dan James Clear punya istilah untuk itu: dataran potensi laten. Fase stagnan yang membuat banyak orang menyerah.
Ia menggambarkan grafik “harapan vs kenyataan” yang benar-benar menggambarkan perasaan saya saat itu.
Kita berharap hasilnya linear dan cepat, tapi kenyataannya lambat dan tak kelihatan—sampai satu titik, boom! segalanya mulai berubah.

Saya belajar bahwa progres itu seperti es batu. Kamu taruh di ruangan bersuhu -2°C, lalu naik ke -1°C, lalu 0°C. Masih beku. Tapi saat naik ke 1°C, tiba-tiba es mulai mencair.
Usaha sebelumnya tidak sia-sia—ia hanya belum mencapai titik leleh.
Trik Dua Menit yang Mengubah Segalanya
Satu hal lain yang membekas dari buku ini adalah aturan dua menit. Intinya: saat kamu ingin membentuk kebiasaan, mulailah dari aktivitas yang bisa selesai dalam dua menit.
Ingin belajar? Mulai dari membuka buku atau membuka Visual Studio Code. Ingin lari pagi? Mulai dari pakai sepatu dan buka pintu rumah. Ingin rajin menulis? Mulai dari menulis satu kalimat di catatan.
Saya terapkan ini dalam menulis jurnal harian. Awalnya saya hanya berniat menulis satu kalimat.
Tapi seringnya, saya lanjut dua paragraf, lalu satu halaman. Karena ternyata, kesulitan terbesar bukan pada menulis, tapi pada memulai.
Empat Hukum Kebiasaan: Ternyata Sederhana
James Clear menyederhanakan cara membangun kebiasaan lewat empat hukum:
- Jelas – Letakkan pemicu kebiasaan di tempat yang mudah terlihat
(contoh: letakkan laptop coding di atas meja belajar) - Menarik – Padukan dengan hal menyenangkan
(contoh: ngoding sambil nyeruput kopi favorit) - Mudah – Permudah akses dan kurangi hambatan
(contoh: simpan shortcut file latihan di desktop) - Memuaskan – Beri hadiah kecil atau catat progres
(contoh: tandai kalender tiap kali belajar minimal 10 menit)
Saya kombinasikan semua itu saat belajar React JS. Mulai dari sticky note pengingat, bikin playlist coding, pasang habit tracker, dan membuat milestone mingguan.
Dan ya, pelan tapi pasti, saya melihat progres yang dulunya tak pernah saya capai hanya dengan niat doang.
Menutup dengan Satu Kebenaran
Atomic Habits tidak membuat saya menjadi orang baru dalam semalam. Tapi ia membuat saya berubah sedikit demi sedikit setiap hari, dan itu jauh lebih berharga.
Kadang kita terlalu terpaku pada “transformasi besar”, padahal keajaiban sesungguhnya lahir dari hal kecil yang dilakukan tanpa henti.
Saya bukan lagi orang yang menunggu motivasi datang. Saya membangun sistem. Saya mulai dari dua menit.
Saya rayakan setiap 1% pertumbuhan. Dan saya percaya, versi terbaik saya masih terus dikembangkan, hari demi hari.
Kalau kamu ingin berubah, mungkin kamu tak butuh tekad besar. Kamu hanya perlu satu langkah kecil — hari ini juga.
Komentari lewat Facebook