Techfin Insight — Di balik kilau industri dan deru pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang, ada aliran listrik yang tak pernah putus—menyala dari jaringan yang senyap, namun vital.
Bukan hanya soal teknis, kelistrikan adalah nadi pembangunan. Dan hari itu, di Pendopo Bupati Tangerang, dua lembaga duduk bersama untuk memastikan nadi itu tetap berdetak dengan teratur dan kuat.
Dalam suasana yang hangat namun penuh urgensi, audiensi antara jajaran PT PLN (Persero) dan Bupati Tangerang, Drs. Moch. Maesyal Rasyid M.Si, menjadi lebih dari sekadar pertemuan formal.
Ini adalah titik temu antara visi pembangunan dan misi pelayanan publik, yang sama-sama bertujuan menciptakan daerah yang tertata, aman, dan berkelanjutan.
Infrastruktur Listrik sebagai Fondasi Pertumbuhan
Pertemuan itu menghadirkan tiga perwakilan PLN dari Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3): Cikupa, Teluk Naga, dan Serpong.
Mereka datang tidak hanya membawa laporan, tetapi juga komitmen: bahwa PLN akan terus hadir sebagai mitra strategis dalam mendukung pertumbuhan industri dan investasi di Kabupaten Tangerang.
Didik Krismanto, Manager PLN UP3 Cikupa, menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa pertumbuhan pesat kawasan harus didukung oleh sistem kelistrikan yang tangguh.
“Kami tidak hanya bicara tentang distribusi daya, tapi tentang mendukung transformasi ekonomi daerah,” ujarnya.
Bupati Maesyal menyambut baik kolaborasi ini. Baginya, infrastruktur kelistrikan yang andal bukan sekadar soal pelayanan, tapi tentang masa depan.
“Pembangunan daerah tak bisa berdiri sendiri. PLN adalah tulang punggung yang menopang segala bentuk pertumbuhan,” tuturnya.
Lebih dari Sekadar Listrik
Menariknya, pertemuan ini bukan hanya tentang angka atau target jaringan. PLN juga menyuarakan harapannya pada aspek sosial: pentingnya edukasi masyarakat tentang keselamatan jaringan.
Dari larangan menanam pohon di bawah jaringan listrik hingga tidak memasang baliho di sekitar kabel tegangan menengah—semuanya adalah bagian dari budaya tertib listrik.
“Edukasi ini bukan cuma untuk kenyamanan PLN, tapi untuk keselamatan kita bersama,” kata Desi Ulfa Sukriani, perwakilan dari UP3 Serpong.
Maesyal pun menimpali bahwa pemerintah daerah siap membantu. Ia bahkan menyoroti pentingnya penataan visual kota, terutama pada tiang-tiang listrik di jalan utama yang kerap mengganggu estetika dan keselamatan.
“Penting untuk menjaga keindahan tanpa mengorbankan fungsionalitas,” tambahnya.
Kontribusi yang Tak Terlihat, Tapi Terasa
Satu hal yang tak kalah penting adalah ajakan PLN untuk membayar listrik tepat waktu. Mungkin terdengar sepele, tapi nyatanya, pembayaran rutin dari masyarakat adalah bagian dari ekosistem yang menjaga keberlangsungan layanan.
Bahkan, berpengaruh langsung pada Pendapatan Asli Daerah melalui Pajak Penerangan Jalan (PPJ).
“Bayar listrik tepat waktu bukan hanya soal kewajiban. Ini kontribusi nyata untuk daerah,” jelas Muhammad Wardi Hardi dari UP3 Teluk Naga.
Dan ketika jaringan listrik berfungsi dengan baik, yang merasakannya bukan hanya sektor industri atau pemerintahan—tapi juga pelajar, pedagang kecil, ibu rumah tangga, dan semua warga yang menggantungkan aktivitasnya pada listrik.
Kolaborasi yang Menyala
General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, menutup pertemuan itu dengan sebuah pesan reflektif:
“Kami percaya, sinergi lintas lembaga ini adalah fondasi dari layanan publik yang berintegritas. Listrik itu bukan hanya soal terang—tapi tentang kepercayaan.”
Di luar ruang pertemuan, dunia tetap berputar. Tetapi bagi masyarakat Kabupaten Tangerang, komitmen hari itu bisa menjadi penentu seberapa stabil lampu rumah mereka menyala, seberapa aman jalan utama diterangi, dan seberapa siap daerah ini menghadapi masa depan.
Komentari lewat Facebook