Techfin.id — Di tengah dunia freelance yang semakin kompetitif, banyak yang berlomba memperindah portofolio, menyempurnakan pitch, dan memamerkan tools desain terbaru.
Tapi bagi Setiawan Chogah, kunci utamanya justru lebih sederhana: jujur dan otentik.
Ya, kejujuran dan keaslian menjadi dua fondasi yang membuatnya bukan hanya bertahan, tapi juga berkembang di dunia freelance internasional.
Dari klien lokal hingga luar negeri—Hong Kong, Cina, hingga Amerika—Setiawan menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar dalam komunikasi justru yang membuatnya dipercaya.
Jujur Itu Modal Utama
“Kepercayaan itu tidak bisa dibeli,” kata Setiawan. “Ia tumbuh dari kejujuran.”
Saat pertama kali ditanya oleh calon atasan, “Bisa desain enggak?”, ia menjawab jujur: tidak bisa. Tapi kemudian ia menambahkan, “Saya akan pelajari.”
Kejujuran itulah yang membuka pintu-pintu peluang berikutnya. Klien tahu bahwa ketika ia berkata “ya”, ia benar-benar akan mengusahakannya.
Ketika ia berkata “tidak”, artinya ia sedang menjaga kualitas dan batasannya. Dalam freelance, komunikasi yang jujur lebih dihargai daripada kepura-puraan yang cepat rusak.
Bahkan dalam hal kecil seperti mengabari klien saat butuh waktu tambahan, atau menjelaskan alasan revisi sedikit terlambat, Setiawan percaya klien akan maklum selama kita menjelaskan dengan baik.
Bukan hasil yang utama, tapi rasa aman dan transparansi.

Otentik Itu Tidak Tergantikan
Di era social media yang penuh dengan pencitraan, Setiawan memilih untuk menjadi dirinya sendiri.
Ia tidak mencoba meniru tren. Ia tidak berusaha tampil lebih “profesional” dari yang seharusnya.
Bahkan desainnya, menurutnya, “biasa saja.” Tapi yang membedakannya adalah pendekatannya yang personal dan relevan.
Salah satu klien luar negerinya bahkan pernah bilang, “Your design is clean but personal.” Itu artinya, desainnya bukan soal gaya, tapi soal menjawab kebutuhan dengan cara yang tepat.
Inilah yang membuat ia tetap dipercaya bahkan saat terjadi pergantian manajemen di perusahaan kliennya.
“Personal branding terbaik itu bukan yang paling keren, tapi yang paling jujur,” ujarnya.
Tiga Pilar Relasi Klien ala Setiawan Chogah
Dari pengalamannya, Setiawan merumuskan tiga pilar penting dalam membangun relasi klien yang langgeng:
- Kejujuran: Bangun kepercayaan sejak awal. Jangan pura-pura tahu, lebih baik tanya.
- Kemampuan memahami brief: Jangan jadi yes-man. Dengarkan baik-baik apa kebutuhan klien, dan tanya kalau ada yang kurang jelas.
- Menjadi teman kerja yang menyenangkan: Balas chat tepat waktu, hadir secara emosional, dan berikan rasa aman bahwa proyek berjalan.
“Kadang klien hanya ingin tahu kamu baik-baik saja,” katanya. “Mereka nanya bukan cuma soal desainnya sudah jadi atau belum, tapi juga: are you ok?”
Bukan Lagi Soal Tools
Setiawan juga menekankan bahwa bukan tools atau aplikasi yang membuat seseorang dipercaya, melainkan kemampuannya menyelesaikan masalah.
Ia sendiri pernah mengerjakan desain untuk klien luar hanya lewat PowerPoint di iPad saat sedang boarding pesawat. Dan hasilnya? Klien puas.
Hari ini, ia bahkan menyederhanakan pengeluaran dengan mengurangi langganan software berbayar.
“Kalau bisa pakai tools sederhana tapi tetap menjawab kebutuhan, kenapa harus repot?” katanya.
Menjadi Diri Sendiri: Langka, Tapi Dicari
Di tengah lautan freelancer yang berlomba jadi ‘serba bisa’, menjadi diri sendiri secara otentik justru menjadi keunggulan tersendiri.
Ia menyarankan agar para freelancer:
- Kenali kekuatan dan kelemahan.
- Tentukan niche market.
- Bangun portofolio yang relevan, bukan yang mengesankan.
Bagi Setiawan, kunci panjang umur di dunia freelance bukan kemampuan teknis semata, tapi kesesuaian antara karakter diri dan kebutuhan pasar.
Di situlah titik temu antara kenyamanan kerja dan kepercayaan klien.
Hidup yang Tenang adalah Tujuan
Hari ini, Setiawan lebih selektif memilih proyek. Ia tidak lagi mengejar banyak klien demi pemasukan besar.
Ia fokus pada beberapa klien luar yang stabil, dan menggunakan waktu lainnya untuk hidup lebih sadar: berkebun, menulis jurnal, dan menjaga kesehatan mental.
“Yang aku cari bukan kaya, tapi tenang,” ujarnya. Dalam hidup freelance, keseimbangan antara produktivitas dan kedamaian batin jadi sesuatu yang harus diperjuangkan, bukan hanya dicita-citakan.
Tonton Cerita Lengkapnya di YouTube OTCA
Kamu bisa menyimak kisah inspiratif ini secara lengkap di YouTube Channel OTCA (Overseas Training & Career Academy)—sebuah kanal yang menghadirkan cerita perjuangan karier, studi, dan hidup di tengah tantangan dunia global, termasuk dunia kerja remote dan digital.
Saksikan podcastnya di sini: Kerja Freelance dari Rumah, Dibayar Klien Amerika – Cerita Setiawan Chogah
Komentari lewat Facebook