Techfin.id – Keputusan besar kadang tidak datang dari keberanian, tapi dari kebutuhan yang mendesak. Inilah awal dari kisah Setiawan Chogah, seorang lulusan teknik industri yang akhirnya berlabuh di dunia desain dan membangun karier freelance bertaraf internasional.
Setiawan Chogah bukan lulusan desain grafis. Bahkan, ketika pertama kali diminta membuat desain oleh kantornya dulu, ia jujur mengatakan tidak bisa.
Tapi ia punya satu hal yang tidak semua orang miliki: keberanian untuk berkata “ya”, lalu mencari cara belajar dengan cepat.
Dari membuka plastik buku desain di toko buku hingga belajar CorelDraw secara mandiri, ia melangkah masuk ke dunia yang sama sekali asing.
Belajar Desain Bukan Karena Passion
Setiawan memulai perjalanan desain bukan karena passion, tapi karena kebutuhan. Saat itu ia masih kuliah dan butuh uang untuk membayar SPP.
Ketika mendapat kesempatan magang di sebuah lembaga filantropi, ia diminta mengerjakan tugas komunikasi visual.
Tak bisa desain? Bisa dipelajari. Tak tahu aplikasi? Bisa dicari di YouTube. Ia membuktikan bahwa keahlian bisa diasah, asal ada komitmen dan ketekunan.
Ia mengerjakan desain dengan laptop kecil seadanya, bahkan keyboard-nya rusak dan harus ditambah eksternal.
Tapi keterbatasan itu justru membuatnya semakin terasah. Desain demi desain ia hasilkan—bukan sekadar untuk pekerjaan, tapi juga sebagai medium belajar dan bertumbuh.
Dari Side Hustle ke Bisnis Utama
Empat tahun bekerja di lembaga itu membentuk dasar kariernya. Selain mendesain, ia mulai belajar membuat website untuk kebutuhan crowdfunding.
Ia mempelajari WordPress, plugin, hosting—semua otodidak. Ketika cabang-cabang lain mulai meminta bantuannya, ia sadar: ada kebutuhan pasar yang bisa ia isi.
Maka lahirlah dezainin.com, nama yang terinspirasi dari kebiasaan orang memintanya “desainin, dong”.
Kini, proyeknya tidak hanya datang dari Indonesia, tapi juga Hong Kong, Australia, hingga Amerika Serikat.
Salah satu klien luar negerinya bahkan tetap mempekerjakannya meski pimpinan perusahaan sudah berganti.
“Karena bukan sekadar desain, tapi saya berusaha mengerti kebutuhan mereka,” katanya.
Bukan Soal Skill, Tapi Komunikasi dan Kejujuran
Setiawan percaya bahwa kejujuran adalah fondasi dari relasi kerja yang langgeng. Klien tidak selalu butuh desain paling keren, tapi butuh tahu apakah kamu bisa diandalkan.
Bisa menyampaikan kalau sedang tidak sanggup, bisa berkomunikasi saat ada kendala.
“Yang klien cari bukan sekadar hasil, tapi kejelasan. Komunikasi yang jujur dan empatik bisa menyelamatkan kerja sama yang retak,” tuturnya.
Di antara insight yang ia bagikan, tiga hal paling penting dalam bekerja freelance adalah:
- Jujur tentang kemampuan.
- Mampu menerjemahkan kebutuhan klien ke dalam desain.
- Menjadi rekan kerja yang menyenangkan.
Burnout dan Seni Menepi
Setelah bertahun-tahun menerima banyak proyek dan mengejar ekspektasi sosial, Setiawan sempat mengalami burnout.
Ia menyadari bahwa kelelahan bukan karena pekerjaan semata, tapi karena ia tak tahu ke mana arahnya.
“Nyasar itu bukan karena nggak tahu lagi di mana, tapi karena nggak tahu mau ke mana,” katanya.
Dari situ ia belajar berhenti sejenak, menepi, dan mengembalikan orientasi hidup. Ia sekarang memilih hidup lebih tenang.
Pagi hari ia mulai dengan salat, menyeduh dan menyeruput kopi, lalu menulis jurnal.
“Tenang bukan berarti tidak bekerja. Tapi bekerja dengan kesadaran dan keseimbangan,” ungkapnya.
Kini ia hanya menangani beberapa klien tetap, sebagian besar dari luar negeri. Sisa waktunya ia gunakan untuk berkebun kecil, membaca buku, dan merawat diri.
Hidup tidak lagi dikejar target-target eksternal, tapi dijalani sesuai nilai-nilai yang ia yakini.
Pesan Penting Setiawan Chogah: Kenali Diri, Bangun Identitas
Menurutnya, passion saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah memahami ikigai—pertemuan antara apa yang kamu suka, bisa, dibutuhkan dunia, dan bisa dibayar.
Dari situ, baru bisa dibangun personal branding yang otentik dan bertahan lama.
Portofolio? Bisa dibangun dari proyek-proyek kecil. Channel? Disesuaikan dengan target pasar.
“Kalau targetmu ibu-ibu di Instagram, ya mainnya di situ, bukan di X,” katanya.
Ia percaya bahwa semua orang bisa menonjol dengan jadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Tonton Cerita Lengkapnya di YouTube OTCA
Podcast ini tayang di channel YouTube OTCA (Overseas Training & Career Academy)—tempat di mana kamu bisa menemukan berbagai kisah inspiratif perjuangan studi dan karier, terutama di dunia kerja global dan freelance.
Tonton lengkapnya di sini: Kerja Freelance dari Rumah, Dibayar Klien Amerika – Cerita Setiawan Chogah
Komentari lewat Facebook